Jakarta Review – PD Pasar Jaya tahun ini akan merevitalisasi 20 pasar rakyat yang tersebar di Jakarta. Keduapuluh pasar tersebut adalah Pasar Cideng Thomas, Gandaria, Paseban, Gardu Asem, Jati Rawasari, Karang Anyar, Kombongan, Kwitang Dalam, Rajawali, Tanah Tinggi Poncol dan Timbul Kartini untuk wilayah Jakarta Pusat. Sungai Bambu, Cilincing dan Kramat Jaya di Jakarta Utara. Pecah Kulit dan Kalideres untuk wilayah Jakarta Barat. Cipinang Kebembem, Sawah Barat, Kampung Ambon dan Pasar Lama Jatinegara Jakarta Timur
“Keduapuluh pasar rakyat yang akan direvitalisasi tersebut termasuk dalam pasar kategori C atau pasar tradisional kecil,” ujar Asisten Manager Bidang Humas PD Pasar Jaya Muhamad Fahri, 7/2/2017.
Pembangunan keduapuluh pasar rakyat tersebut lanjut Fahri diperkirakan akan menghabiskan biaya sebesar Rp 250 – Rp.300 miliar. Dananya diperoleh dari penyertaan modal pemerintah (PMP) sebesar Rp 170 miliar. Adapun kekurangan dananya akan diajukan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan (APBD-P) 2017 atau APBD DKI 2018 mendatang.
Selain 20 pasar tersebut, tahun ini PD Pasar Jaya juga akan merevitalisasi 10 pasar rakyat yang pembangunannya sempat tertunda tahun lalu. Kesepuluh pasar tersebut adalah Pasar Sinar, Walang Baru, Pelita dan Waru di Jakarta Utara. Pasar Cawang Kavling dan Bidadari di Jakarta Timur. Pasar Petojo Enclek dan Sumur Batu di Jakarta Pusat. Pasar Karet Belakang di Jakarta Selatan dan Pasar Gang Kancil di Jakarta Barat.
“Untuk pembiayaan 10 pasar tersebut estimasi dana yang digunakan senilai Rp 143 miliar. Dananya juga diperoleh dari penyertaan modal pemerintah (PMP),” tutur Fahri.
Sekedar informasi saat ini PD Pasar Jaya mengelola 153 pasar tradisional di Jakarta. Dari jumlah tersebut 30 persennya atau sekitar 40-50 pasar harus direvitalisasi. Manajemen PD Pasar Jaya menargetkan program revitalisasi pasar rakyat akan tuntas tahun 2019. Saat itu 153 pasar tradisional yang kita kelola sudah baik kondisinya karena sudah direvitalisasi. (win)