Jakarta Review – Di tahun penyelenggaraan IRSA yang keempat, Kotamadya Jakarta Pusat (Jakpus) akhirnya tampil menjadi finalis Indonesia Road Safety Award (IRSA) untuk katagori kota dengan jumlah penduduk di atas satu juta jiwa. Selain Jakarta Pusat masuk juga Tangerang Selatan, Semarang dan Surabaya.
Meskipun akhirnya kalah dengan Surabaya, tampilnya Kotamadya Jakarta Pusat sebagai finalis dalam even tahunan yang diselenggarakan oleh PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) tersebut tersebut tentu saja patut diapresiasi. Pasalnya dalam penyelenggaraan IRSA yang tiga tahun sebelumnya, sama sekali tidak ada perwakilan dari Jakarta yang tampil sebagai finalis.
Pengamat transportasi Darmaningtyas mengatakan, Surabaya mengungguli Kotamadya Jakarta Pusat dan beberapa kota lain di kategori yang sama dalam sejumlah indikator. Antara lain tingkat kecelakaan, kondisi trotoar atau pedestrian, fasilitas pejalan kaki, fasilitas penyebrangan (zebra cros).
“Di Jakarta pada umumnya termasuk di Jakarta Pusat, kita jarang menemukan zebra cros, sementara trotoar yang kondisinya baik hanya bisa ditemukan di sejumlah ruas jalan terutama di Jalan Thamrin dan Sudirman,” ujarnya kepada Jakarta Review melalui sambungan telpon (30/10/2016).
Khusus jumlah angka kecelakaan pun Surabaya masih lebih kecil dibandingkan dengan Jakarta.
“Tiap hari ada 3 orang meninggal dunia karena kecelakaan di Jakarta. Sementara angka kecelakaan di Surabaya hanya setengahnya,” tuturnya.
Menurutnya dengan memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang besar, sesungguhnya Jakarta bisa berbuat banyak untuk memperbaiki sejumlah fasilitas pendukung keselamatan di jalan raya.
“Kalau itu bisa dilakukan, tidak tertutup kemungkinan Jakarta akan bisa berprestasi pada penyelenggaraan IRSA di tahun berikutnya,” tandasnya.
Nggak boleh Dianggap Sepele
CEO PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) Indra Baruna mengatakan angka kecelakaan yang terjadi di Indonesia tidak bisa dianggap sepele. Keselamatan masyarakat tetap harus dijadikan prioritas yang ditanamkan di seluruh lapisan masyarakat.
Banyaknya kecelakaan yang terjadi di jalan merupakan masalah yang sangat serius. Kesadaran masyarakat dalam menjaga keselamatan di jalan harus selalu ditingkatkan guna meminimalisir kecelakaan di jalan, ujarnya.
Mengutip data dari Korlantas Polri, terdapat peningkatan angka kecelakaan dari 95.906 kasus tahun 2014 lalu, menjadi 98.970 kasus pasa tahun lalu. Namun di lain sisi, terdapat penurunan angka kematian, dari 28.297 kasus tahun 2014, menjadi 26.495 kematian tahun lalu.
Data tersebut membuktikan bahwa keselamatan jalan tetap harus menjadi perhatian utama. Diperlukan langkah antisipatif guna menekan angka kecelakaan di jalan, kata Indra.
Karena itu lanjutnya, untuk menyemangati kota yang ada di Indonesia, setiap tahun pihaknya menggelar even IRSA. Intinya award ini merupakan penghargaan terhadap kota dan kabupaten terbaik dalam penerapan program terkait road safety terhadap kinerja positif tata kelola keselamatan di jalan.
“Award ini didasari hasil survei dan observasi lapangan terkait dengan kepuasan masyarakat terhadap penerapan prinsip road safety. Dan pengumuman penerima Award dilaksanakan akhir November 2016,” kata Indra.
Penghargaan yang didukung Kementerian Perhubungan dan Korlantas Polri dan PT Asuransi Adira Dinamika ini, lanjutnya sudah melalui proses shortlisting dari seluruh kota dan kabupaten di Indonesia yang mengacu kepada data keselamatan jalan, seperti jumlah penduduk, jumlah kendaraan, jumlah kecelakaan, panjang jalan, dan data penduduk lainnya.
Pada akhirnya, diperlukan sinergi berbagai pihak guna meningkatkan keselamatan di jalan. Untuk mewujudkan sinergi tersebut, Adira Insurance telah melakukan berbagai aktivitas yang bersifat preventif melalui berbagai macam kegiatan yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga keselamatan saat berada di jalan. Namun untuk menekan angka kecelakaan di jalan, pemerintah tetap memiliki peranan yang sangat penting, terutama dalam pengelolaan tata keselamatan jalan. (win)