BUMDKORPORAT

Dirut PD Dharma Jaya: Saya Kembalikan Pengelolaan Perusahaan Pada Arah Yang Benar

Marina Ratna Dwi Kusuma Dirut PD Dharma Jaya (alif)
Marina Ratna Dwi Kusuma Dirut PD Dharma Jaya (alif)

Jakarta Review – Bertahun-tahun dikelola dengan tidak professional, PD Dharma Jaya, BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) DKI yang bergerak dibidang pemotongan hewan ini terus merugi. Tak ayal perusahaan yang terletak di Penggilingan ini gagal mengemban misi Pemprov DKI untuk menjaga ketahanan pangan DKI.

Tak ingin kondisi tersebut terus berlanjut, Direktur Utama PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusuma bergerak cepat langsung melakukan berbagai pembenahan.

“Dulu sebelum saya masuk kesini perusahaan dikelola dengan tidak semestinya atau menyimpang dari Perda dan pergub. Kini semuanya saya kembalikan pada arah yang benar,” ujar Dirut PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusuma kepada Jakarta Review.

Berbagai pembenahan yang dilakukan antara lain, perbaikan kebersihan areal Rumah Potong Hewan (RPH), pembatasan akses masuk ke RPH dan rutin melakukan sidak untuk melakukan pengambilan sampel.

Satu tahun saya memperbaiki semuanya walaupun nggak gampang. Dulu semua orang bebas masuk kesini, sekarang kita buat lebih tertib sehingga orang yang tidak berkepentingan nggak bisa masuk. Dulu banyak karyawan yang bolos atau nggak kerja tapi tetap digaji. Dulu potong hewan dimana-mana, sekarang nggak lagi. Dulu dokter hewannya nggak ada tapi tanda tangannya ada. Dulu per tiga bulan lakukan pengambilan sampel secara sidak. Singkatnya, kini semuanya sudah kita perbaiki, jelas Marina.

Selain itu lanjut Marina, dirinya juga berhasil menyelesaikan persoalan lama yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Kerjasama dengan perusahaan yang merugikan kita hentikan. Lahan di Priok dan Klender sudah bisa menghasilkan uang karena kita sewakan. Sebelumnya tetap ada sewa orang, tapi zoder pemasukan. Hasilnya sekarang kita bisa bayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dengan penerimaan uang sewa tersebut.

“Saya tekan pengeluaran-pengeluaran yang selama ini nggak perlu dikeluarkan yang besarnya sebulan mencapai ratusan juta. Jadi nggak ada lagi pengeluaran yang nggak penting, selain itu kerjasama hanya akan dilakukan jika menghasilkan,” cetusnya.

Kemudian beberapa lahan yang dimiliki oleh perseroan akan dioptimalisasi sehingga bisa menghasilkan penerimaan. Sementara lahan yang masih dalam penguasaan pihak lain akan diambil alih. Lahan yang akan diambil alih misalnya lahan di Warung Buncit seluas 350 meter persegi dan lahan seluas 5800 meter persegi di Mampang Prapatan. (win)

Related Articles

Back to top button