Membanggakan, Tepat Usia 51 Tahun, Food Station Produksi Perdana Minyakita
Jakarta Review, Jakarta – Tepat di usianya yang ke-51 tahun, PT Food Station Tjipinang Jaya (Food Station) selaku BUMD pangan DKI Jakarta berkolaborasi dengan mitra strategis PT Citra Borneo Utama Tbk, PT Borneo Mitra Bersama Sejati, dan PT Binamas Karya Fausta memproduksi Minyakita sebanyak 3,3 juta liter per bulan.
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo mengatakan produksi 3,3 juta liter Minyakita per bulan, bisa memenuhi kurang lebih 15% persen kebutuhan warga Jakarta, atau kurang lebih 10% persen kebutuhan warga Jabodetabek.
Untuk tahap awal, Food Station telah melakukan pembelian minyak goreng sebanyak 3.000 ton dari PT Citra Borneo Utama Tbk untuk dikemas ke dalam kemasan sederhana dengan merek Minyakita, baik dalam kemasan botol maupun pouch ukuran 1 liter.
Saat ini konsumsi minyak goreng warga Jakarta rata-rata kurang lebih 11 juta liter per setiap bulannya. Sementara untuk wilayah Jabodetabek, kurang lebih 24 juta liter per setiap bulan.
“Dengan demikian, produksi kami bersama mitra yang sebanyak 3,3 juta liter per bulan setidaknya kami dapat mencukupi kurang lebih 15 persen kebutuhan minyak goreng kemasan sederhana Minyakita untuk warga Jakarta,” kata Pamrihadi dalam keterangan resminya, Jumat (28/4/2023).
Pamrihadi berharap dengan produksi tersebut, Food Station bersama mitra dapat membantu menjaga pasokan sekaligus menstabilkan harga minyak goreng, khususnya untuk warga DKI Jakarta.
“Sebagaimana kita ketahui, saat ini isu utama minyak goreng kemasan sederhana adalah pasokannya yang kadangkala masih on-off. Suplainya yang terbatas dan tidak lancar. Nah kita hadir disini untuk memperlancar proses suplainya dengan kapasitas total produksi 208.000 liter per jam. Kemudian harga-harga di wilayah lain kadangkala masih diatas Harga Eceran Tertinggi (HET). Nantinya Food Station bersama mitra akan menjual Minyakita tersebut, disalurkan oleh distributor di kisaran harga 13.000-13.500, meskipun HET-nya Rp 14.000. Artinya distributor yang merupakan mitra Food Station masih menjual Minyakita dengan harga yang jauh di bawah HET. Jadi harapannya Minyakita yang sampai di masyarakat harganya tidak lebih dari HET,” ujar Pamrihadi.
Pamrihadi menambahkan yang menjadi target pasar dari produksi Minyakita adalah distributor tingkat dua hingga distributor turunan.
“Kami memiliki mitra yang mampu menyalurkan produksi migor Minyakita tersebut, seperti mitra Rumah Beras yang saat ini sudah berjumlah 5 unit. Selama ini mereka menjual produk-produk beras medium, minyak goreng, gula, terigu, daging sapi, dan komoditi sembako lainnya. Melalui mitra tersebut targetnya bisa distributor tingkat dua, tingkat tiga atau pasar turunan maupun rumah tangga,” ungkapnya.
Untuk sementara ini pendistribusian Minyakita masih difokuskan di pasar non modern, karena pasar modern belum membuka ruang untuk menjual produk Minyakita atau minyak kemasan sederhana.
Selanjutnya untuk pengawasan produksi minyakita ada di tangan Food Station, mulai dari QC masuk dan keluar.
“Misalnya barang yang masuk dipastikan kualitasnya bersih dan higienis, sementara barang yang keluar tidak ada kebocoran,” tukas dia.
Milestone Baru
Kerja sama dengan dua mitra strategis untuk memproduksi Minyakita bersama, menjadi milestone baru tepat pada usia Food Station yang ke-51 tahun.
“Sebelumnya kami mengembangkan produk-produk baru, salah satunya Beras Fortifikasi FS NutriRice, kerja sama budi daya padi, dan yang terakhir Rumah Beras, memproduksi produk-produk baru yang sebelumnya belum diproduksi oleh perusahaan, seperti Nutririce. Ini merupakan salah satu milestone bagi Food Station. Kami punya tradisi membuat milestone. Seperti diketahui sejak beberapa tahun yang lalu, pendahulu kami telah banyak menciptakan milestone dan kita melanjutkan milestone ini. Hari ini milestone tersebut kita lakukan bersamaan dengan milad Food Station yang ke-51, kita melakukan produksi perdana Minyakita,” paparnya.
Menurut Pamrihadi, Food Station memerlukan mitra yang lincah (agile) yang selalu bisa dirangsang adrenalinenya.
“Selama bermitra dengan Food Station jangan berpikir untuk bisa tidur nyenyak karena 24 jam akan kami ganggu. Kenapa, karena DNA kita adalah energi yang selalu menggebu-gebu. Jadi DNAnya Food Station siapapun pemimpinnya, pasti akan maju. Memang roadmap kita untuk beberapa tahun kedepan meraih pendapatan 5 triliun per tahun,” cetus Pamrihadi.
Lebih lanjut Pamrihadi menjelaskan Food Station akan selalu membuat milestone baru demi kebanggaan dan kesejahteraan penduduk DKI Jakarta dan karyawan.
“Kami ingin bergerak dalam senyap, tetapi tanpa mengurangi semangat memberikan yang terbaik bagi DKI Jakarta. Mudah-mudahan apa yang kami lakukan hari ini bermanfaat untuk warga DKI Jakarta dan seiring dengan HUT ke- 51 ini Food Station akan terbang lebih tinggi lagi,” tandasnya.