Jakarta Review – Bertahun-tahun dikelola dengan tidak professional, PD Dharma Jaya, BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) DKI yang bergerak dibidang pemotongan hewan ini terus merugi. Tak ayal perusahaan yang terletak di Penggilingan ini gagal mengemban misi Pemprov DKI untuk menjaga ketahanan pangan DKI.
Tak ingin kondisi tersebut terus berlanjut, Direktur Utama PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusuma bergerak cepat langsung melakukan berbagai pembenahan. Salah satunya yang akan dibenahi adalah manajeman asset berupa lahan.
“Setelah masuk kesini ternyata perusahaan banyak memiliki asset berupa lahan yang cukup luas dan tersebar di berbagai wilayah. Sayangnya asset tersebut tidak dioptimalkan untuk memberi keuntungan buat perusahaan,” ujar Marina Ratna Dwi Kusuma kepada Jakarta Review.
Ratna menambahkan lahan yang dimiliki oleh PD Dharma Jaya antara lain ada di Tanjung Priok Jakarta Utara seluas 650 meter persegi, Klender Jakarta Timur seluas 1000 meter persegi, Mampang Prapatan Jakarta Selatan seluas 5800 meter persegi, Warung Buncit Jakarta Selatan seluas 350 meter persegi dan terakhir di Serang Provinsi Banten.
Sejumlah lahan tersebut lanjut Ratna kini digunakan seoptimal mungkin untuk kepentingan perusahaan. Misalnya tanah yang di Klender disewakan kepada pihak ketiga dan perusahaan dapat Rp100 juta pertahun. Dari uang hasil penyewaan lahan di Klender tersebut, separuhnya bisa kita gunakan untuk membayar PBB.
Di Priok lahan yang ada kita sewakan juga dan kami mendapat pembayaran Rp5 juta perbulannya. Oleh penyewa lahan tersebut digunakan untuk lahan parkir. Kemudian untuk lahan yang di Mampang rencananya akan kita jadikan rumah susun (rumah susun). Saat ini sedang dikaji prosesnya. Sementara untuk lahan di Warung Buncit, karena lokasinya strategis, rencananya akan kita jadikan meatshop.
“Dulu untuk lahan yang Tanjung Priok dan di Klender kita sama sekali nggak dapat apa-apa, tapi kita tetap harus bayar PBB sementara lahan nggak jelas peruntukkannya,” pungkasnya. (win)