Jakarta Review – Direksi PT Food Station Tjipinang Jaya menerima kunjungan rombongan dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Barat dan Forum Komunikasi Persaudaraan Indonesia (FKPI), pada Rabu, 5 Juli 2017.
Kunjungan yang dipimpin Eka Vitaloka (BI Perwakilan DKI) tersebut diterima langsung jajaran Direksi PT Food Station, antara lain Direktur Utama Arief Prasetyo Adi, Direktur Keuangan dan Umum Thomas Hadinata, dan Direktur Operasional Frans M. Tambunan. Sekretaris Perusahaan Suratmin Suria Widjaya serta jajaran Staf yang juga hadir menerima kunjungan ini.
Kunjungan kerja ini dimaksudkan untuk melakukan studi banding dalam rangka capacity building terkait peran BUMD Pangan dalam upaya pengendalian inflasi daerah khususnya di Provinsi DKI Jakarta, sekaligus melihat pengelolaan Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) yang dikelola oleh PT Food Station.
Dalam sambutannya Arief Prasetyo Adi menegaskan, sebagai BUMD peran PT Food Station Tjipinang Jaya mengemban misi sosial sekaligus komersial dalam rangka berkontribusi dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di DKI Jakarta.
Dari sisi sosial, ujarnya, PT Food Station Tjipinang Jaya secara berkala menggelar Operasi Pasar (OP) atau program Pasar Murah setiap hari sebanyak 5 (lima) Kelurahan, hal ini guna menjaga stabilitas harga beras di pasaran dan menekan inflasi daerah.
Volume beras yang masuk dan keluar di PIBC, kata Arief, berkisar 3.000 ton per harinya, dengan perputaran uang sebanyak Rp 50 miliar per harinya. Guna menjaga keamanan pangan, kata Arief, setidaknya PIBC harus menyimpan stok minimal 25 ribu ton.
“Sebagai BUMD pangan sekaligus buffer stock di DKI Jakarta, kami juga sudah memasuki pasar modern dengan memperdagangkan beras merek “FS” yang kami produksi sendiri,” katanya.
PT Food Station Tjipinang Jaya, ujar Arief, juga mengelola Sistem Resi Gudang (SRG) sekaligus menjadi stand by buyer. Dengan begitu, katanya, pihaknya mampu menjaga inflasi sekaligus stabilitas harga, pasokan, maupun stok beras di DKI Jakarta.
Di sisi lain, Arief mengatakan tujuan BUMD mengembangkan perekonomian daerah, menyediakan barang dan jasa, serta memperoleh laba demi pendapatan asli daerah (PAD).
Di akhir pertemuan, Arief juga menawarkan kemungkinan adanya kerja sama kontrak farming dengan Provinsi Jawa Barat yang akan menguntungkan bagi petani di kemudian hari.(win)