BUMDKORPORAT

Ini Bisnis Penunjang Perkulakan yang Dikembangkan Pasar Jaya

Contoh gerai Jakmart yang ada di Kantor Pusat PD Pasar Jaya. (Gatra Vaganza)
Contoh gerai Jakmart yang ada di Kantor Pusat PD Pasar Jaya. (Gatra Vaganza)

Jakarta Review – Untuk menunjang bisnis perkulakan dan pemberdayaan UKM, PD Pasar Jaya dalam waktu dekat akan meresmikan toko serba ada yang kabarnya akan diberi nama Jakmart

Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan Jakmart sengaja diluncurkan untuk melengkapi dan menunjang bisnis pusat perkulakan PD Pasar Jaya yang diberi nama Jakgrosir.

“Jakgrosir ibaratnya adalah kapal induknya karena membutuhkan luas 2000 meter persegi dan menjual 5000 item barang, sementara Jakmart adalah pesawat tempurnya karena ukurannya jauh lebih kecil yakni 60-100 meter persegi,” ujar Arief.

Arief menambahkan sementara ini, Jakmart sudah berdiri di lobi kantor pusat PD Pasar Jaya di Cikini. Dalam waktu dekat Jakmart akan diluncurkan di Pasar Pramuka dan Pasar Rawa Bening. Kedua lokasi tersebut adalah pasar tematik yang dimiliki oleh PD Pasar Jaya.

“Jakmart tidak akan dibuka di 153 pasar yang dikelola oleh PD Pasar Jaya, karena kami nggak ingin dan nggak mungkin jadi pesaing dengan pedagang yang menjadi anggota kami,” tegas Arief.

Selain di pasar tematik yang dimiliki oleh PD Pasar Jaya, Jakmart akan dikembangkan juga di beberapa lokasi yang strategis, misalnya kantor milik Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

“Kalau dimungkinkan kami ingin buka Jakmart di Balai Kota DKI bersebelahan dengan Jakbistro dan di kelurahan, kecamatan, walikota, dan kantor-kantor dinas Pemprov DKI,” tuturnya.

Tak Hanya JakMart

Selain Jakgrosir dan Jakmart, PD Pasar Jaya juga akan mengembangkan konsep toko modern yang lebih kecil lagi yakni Mini DC yang ukuran tokonya antara 40-60 meter persegi dan Mom & Pop Store dengan ukuran 30-60 meter persegi.

“Dengan luas antara 60-100 meter persegi dengan menjual 2000 item barang, Jakmart persis seperti minimart tapi milik Pemprov DKI. Jadi ini akan jadi jaringan untuk salurkan banyak hal ketika kita miliki toko-toko yang tersebar di banyak titik kantor,” ungkap Arief.

Adapun Mini DC adalah konsep yang disiapkan untuk pedagang pasar yang ingin membeli kebutuhan untuk dijual kembali di toko kelontongnya. Kita pastikan harga yang sangat murah agar bisa dijual kembali kepada end user.

“Kita nggak layani end user disini dan kita akan pastikan nggak akan ada benturan antara kami dengan pedagang,” jelasnya.

Sementara Mom & Pop Store dengan ukuran yang paling kecil cocok untuk bisnis warung rumahan. Buat masyarakat yang selama ini telah membuka warung kecil-kecilan di rumahnya bisa mengajukan kerjasama dengan kami. Warung yang mereka kelola akan kita tata ulang secara lebih professional supaya laporan keuangan, transaksinya dan distribusinya lebih teratur.

“Bagi siapa saja yang punya warung lalu ingin barangnya diatur oleh kami dengan sistem, nanti akan kita bantu. Dengan modal maksimal Rp.100 juta sudah bisa bentuk warung dengan pengelolaan modern. Barang dan sistemnya sudah kita sediakan dan setiap akhir bulan akan diperlihatkan laporan laba rugi. Dan yang jelas warungnya akan lebih modern ketika bekerjasama dengan kita,” jelasnya.

Konsep Mom & Pop Store ini akan kita buka untuk kalangan umum. Sasarannya adalah kalangan berpendatan rendah (low income), UKM dan pemegang KJP yang punya passion untuk membuka usaha.

“Ini bisa banyak dibuka dan berkembang, karena berbeda dengan gerai ritel modern lainnya, kita nggak akan memungut franchise fee dari pihak-pihak yang akan bekerjasama dengan kita,” tandasnya. (win)

Related Articles

Back to top button