Ahli Waris Pedagang Soto Pasar Klender Terima Santunan Meninggal Kecelakaan Kerja BPJS Ketenagakerjaan
Jakarta – Penjual soto Madura di Pasar Klender SS, Siti Rokayah baru dua hari menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) kemudian meninggal karena kecelakaan kerja sehingga ahli waris yaitu Suaminya yang bernama Sudarto, menerima santunan Rp79,6 juta.
“Rokayah (49 tahun) menjual soto di Pasar Klender SS dan terdaftar sebagai peserta BPJAMSOSTEK pada 6 Maret 2023. Malang tak dapat ditolak, ibu satu anak itu meninggal dunia akibat kecelakaan kerja dua hari kemudian 8 Maret 2023,” kata Deputi Direktur BPJAMSOSTEK Jakarta, Deny Yusyulian, di Jakarta, Selasa (18/4).
Kecelakaan bermula pada 8 Maret 2023, Rokayah pada pukul 06.30 WIB mengatur gerobak dagangan ke tempat biasa berjualan. Secara tidak sengaja dia terjatuh ke belakang saat menarik mundur gerobak dan kepalanya terbentur besi separator jalan di Pasar Klender SS, Jakarta Timur.
Rekannya, Rosmiati, penjual nasi melihat kejadian dan berinisiatif memanggil dokter dari klinik terdekat, Klinik Pratama Cakung. Setelah dokter memeriksa kondisi Rokayah, dia dinyatakan sudah meninggal di tempat.
Hari itu juga jenazah almarhumah dimandikan dan dishalatkan di masjid terdekat lalu jenazah dibawa ke Madura menggunakan ambulans untuk dimakamkan.
Deny mengatakan pemberian santunan sebagai wujud negara hadir melindungi rakyatnya karena program jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) bukan hanya untuk pekerja formal (penerima upah) tetapi juga untuk semua pekerja informal (bukan penerima upah, BPU).
Dia berharap semakin banyak pekerja informal sebagai peserta Jamsostek agar terlindungi dari risiko kecelakaan dan kematian yang bisa terjadi kapan saja.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Jakarta Utara Elisabeth Ratu Rante Allo mengatakan pelaku UMKM adalah pihak yang berjasa besar bagi Indonesia, tidak hanya bagi keluarganya tetapi juga dalam menggerakkan perekonomian rakyat.
Karena itu dia akan mendorong pelaku UMKM di semua sektor di wilayah untuk melindungi diri dari risiko kerja agar tidak cemas dalam berusaha.
“Iuran BPJAMSOSTEK Rp16.800 per bulan itu kecil, lebih murah dari harga sebungkus nasi Padang,” katanya memberi perumpamaan.
Sementara Kepala BPJAMSOSTEK Jakarta Pulo Gebang, Dewi Mulya Sari, mengajak pekerja informal untuk menjadi peserta karena dengan iuran ringan, tetapi manfaatnya maksimal.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, sebanyak 135,61juta penduduk Indonesia yang bekerja dan 60 persen di antaranya bekerja di sektor informal atau (BPU). Hal ini tentu menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi BPJAMSOSTEK.
Hingga akhir 2022, total jumlah peserta aktif BPJAMSOSTEK sebanyak 36 juta dan sekitar 6 juta diantaranya pekerja BPU. BPJAMSOSTEK sedang menggenjot kepesertaan BPU sebagaimana amanat Presiden RI agar pemerataan perlindungan itu terwujud.