BI Jakarta: Jakarta Catatkan Deflasi pada Januari 2025

Jakarta Review, Jakarta – Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta pada Januari 2025 mencatatkan deflasi sebesar-1,50% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 0,37% (mtm).
Deflasi pada Januari 2025 terutama bersumber dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kelompok transportasi, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Sementara itu, beberapa kelompok seperti makanan, minuman dan tembakau serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mencatatkan inflasi.
“Dengan perkembangan tersebut, inflasi Jakarta pada Januari 2025 tetap terkendali, yakni sebesar 0,14% (yoy), serta lebih rendah dibandingkan inflasi Nasional (0,76%; yoy)” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Arlyana Abubakar dalam keterangan resminya, (4/2/25)
Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mencatat deflasi sebesar -9,20% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan lalu (-0,01%; mtm). Deflasi pada kelompok tersebut utamanya disebabkan oleh kebijakan insentif diskon 50% untuk listrik di bawah 2.200VA yang berlaku pada Januari – Februari 2025. Meskipun demikian, terdapat komoditas padakelompok tersebut yang mengalami inflasi, yakni sewa rumah seiring dengan pola siklikal terkait penyesuaian tarif sewa rumah di awal tahun.
Selanjutnya, kelompok transportasi mencatat deflasi sebesar -0,23% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya (0,01%; mtm) seiring menurunnya harga tiket angkutan udara dan tarif kereta api terkait dengan normalisasi permintaan masyarakat pasca HBKN Nataru.
Menurutnya meskipun demikian, terdapat komoditas padakelompok transportasi yang mengalami inflasi, yakni bensin seiring dengan adanya kenaikan harga BBM nonsubsidi. Kelompok lainnya yang menjadi penyumbang deflasi yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan deflasi sebesar -0,17% (mtm), utamanya disebabkan oleh penurunan tarif telepon seluler.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,82% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan lalu (1,33%; mtm). Tekanan inflasi pada kelompok tersebut terutama didorong oleh kenaikan harga komoditas cabai merah dan cabai rawit yang disebabkan oleh keterbatasan pasokan dan gangguan produktivitas akibat gangguan cuaca di wilayah sentra.
Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga mengalami inflasi sebesar 0,70% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan lalu (0,76%; mtm). Tekanan inflasi pada kelompok ini terutama bersumber dari kenaikan harga emas perhiasan sejalan dengan berlanjutnya tren kenaikan harga emas global.
Lebih lanjut Arlyana menjelaskan realisasi inflasi Jakarta yang masih terkendali tidak terlepas dari hasil sinergi, kolaborasi, serta koordinasi yang baik dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta.
Sekedar informasi, selama Januari 2025, TPID Provinsi DKI Jakarta telah melakukan berbagai kegiatan dalam rangka pengendalian inflasi, antara lain (1) Penyelenggaraan program Pasar Murah, Pangan Bersubsidi, dan SPHP sepanjang Januari 2025; (2) Penandatanganan MoU contract farming antara FS dengan lebih dari 9 (sembilan) mitra Gapoktan dan BUMD di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur; (3) Fasilitasi distribusi pangan pada program Pasar Murah yang diselenggarakan oleh Food Station di berbagai wilayah Jakarta; (4) Kegiatan Penandatanganan Kerja Sama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur tentang Kerja Sama Pembangunan Daerah; serta (5) Capacity Building TPID Provinsi DKI Jakarta dengan tema “Sinergi Anggota TPID untuk Ketahanan Pangan, Stabilitas Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif serta Berkelanjutan”.
Ke depan, sinergi antara Pemerintah Daerah dengan Bank Indonesia serta seluruh stakeholder terkait yang tergabung dalam TPID DKI Jakarta akan terus diperkuat untuk memastikan strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif) dapat berjalan baik dan efektif, utamanya melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Dengan berbagai upaya tersebut, inflasi Jakarta pada 2025 diharapkan dapat tetap dijaga dalam sasaran 2,5±1%.