MEGAPOLITAN

Gandeng REI dan Bank Nagari, BPJS Ketenagakerjaan DKI Jakarta akan ”Jabanin” Permintaan MLT Perumahan Skala Besar 

Gandeng REI dan Bank Nagari, BPJS Ketenagakerjaan DKI Jakarta akan ”Jabanin” Permintaan MLT Perumahan Skala Besar. (dok: win/Jakrev)

Jakarta Review, Jakarta – BPJS Ketenagakerjaan DKI Jakarta menggandeng Real Estate Indonesia (REI) DKI Jakarta dan Bank Nagari untuk mewujudkan manfaat layanan tambahan (MLT) rumah harga terjangkau bagi pekerja. Ketiga belah pihak menandatangani nota kerja sama tersebut di Jakarta, Kamis (7/11/2024).

”Kami akan memfasilitasi rumah bagi pekerja. Bagi mereka belum punya rumah dan sudah setahun menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan kami siapkan fasilitas rumah murah layak huni untuk mereka,” ungkap Kepala Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan DKI Jakarta Deny Yusyulian.

Deny menyebutkan, ada empat fasilitas MLT yang bisa dimanfaatkan oleh peserta dan developer perumahan mitra BPJS Ketenagakerjaan. Yaitu, ada kredit kepemilikan rumah (KPR), pinjaman uang muka perumahan (PUMP), pinjaman renovasi perumahan (PRP), dan fasilitas pembiayaan perumahan pekerja/kredit konstruksi (FPPP/KK) untuk mitra developer.

Menariknya menurut Deny, peserta BPJS Ketenagakerjaan bisa sekaligus mengajukan dua fasilitas sekaligus yaitu KPR dan PUMP.

”Rp150 juta uang muka, KPR untuk harga rumah hingga Rp500 juta. Jadi (fasilitas pinjaman) Rp650 juta bisa dimanfaatkan bagi peserta yang belum punya rumah. Saat ini penyalurannya bisa melalui Bank Nagari,” kata Deny.

Menurut Deny, Bank Nagari selaku salah satu mitra pelaksana MLT rumah BPJS Ketenagakerjaan menerapkan bunga yang lebih rendah dari KPR umum komersial. Itu karena selisih bunga yang diberlakukan untuk peserta akan dibayar oleh BPJS Ketenagakerjaan kepada bank penyalur KPR MLT.

”Bunganya hanya tiga persen plus BI repo rate 7 days. Kemanfaatan kerja sama ini kita desain bagi para pekerja tidak hanya di Jakarta, tetapi di seluruh Indonesia,” ungkap Deny.

Sementara peran REI dalam kerja sama ini menurut Deny adalah selaku mitra developer perumahan. Ia menyebutkan, untuk mitra developer disiapkan fasiltas pinjaman lunak untuk modal membangun konstruksi rumah pekerja.

”Nilainya (pinjaman) mencapai 80 persen dari RAB (rencana anggaran biaya proyek) dengan tenor lima tahun, empat persen plus enam BI repo rate 7 days atau sekitar 10 persen,” sebut Deny.

Menurut Deny, pihak REI begitu luar biasa menyambut baik kerja sama ini. ”REI menganggap ini sangat penting karena developer sangat dibantu modal untuk pembangunan konstruksinya. Sedangkan pekerja dibantu untuk mengkredit rumah dengan bunga murah. Kerja sama ini betul-betul menguntungkan semua pihak. Sedangkan yang paling diuntungkan adalah para pekerja kita,” sebut Deny.

Menurut Deny, sejauh ini pihaknya menggandeng perbankan yaitu BTN, BJB, Bank Jateng, dan Bank Nagari sebagai mitra program MLT perumahan untuk peserta BPJS Ketenagakerjaan. Menurutnya peserta bebas memilih sendiri bank penyalur MLT KPR atau uang muka rumah.

”Peserta kita di DKI bisa ambil di Bank Nagari karena wilayahnya sampai Jabodetabek. Apalagi banyak orang Padang yang bekerja di Jakarta,” kata Deny.

Fasilitas MLT rumah murah BPJS Ketenagakerjaan cocok diambil oleh segmen pekerja kelas menengah dengan gaji di atas Rp8 juta. Sebab pekerja kategori MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) sudah mendapat fasilitas rumah subsidi dari pemerintah melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Sedangkan pekerja dengan gaji Rp8 juta atau yang sedikit di atasnya tidak berhak mendapatkan fasilitas rumah subsidi tersebut. Padahal di segmen gaji ini pekerja masih berat untuk mendapatkan rumah layak huni, sehingga perlu dibantu.

”Kami lihat data base ada 533 ribu peserta (perusahaan) di DKI Jakarta, sedangkan ada 8.830 perusahaan memberi gaji karyawannya paling kecil Rp15 juta. Inilah segmen yang cocok untuk memanfaatkan MLT perumahan BPJS Ketenagakerjaan,” ungkap Deny.

Ia menyebutkan, selama peserta memenuhi persyaratan pihaknya akan memberikan layanan MLT perumahan tersebut.

”Kalau di kami tidak ada batasan upah tapi ada syarat batas kepesertaan saja, yaitu minimal satu tahun menjadi peserta. Perusahaan tertib membayar iuran, tertib administrasi, dan patuh aturan program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan,” ujar Deny.

Ditanya apakah pihaknya akan melayani jika ada permintaan dalam jumlah besar. Misalnya karyawan satu perusahaan sekaligus ingin membangun satu kompleks perumahan.

”Akan kami layani. Justru itulah yang diinginkan oleh developer dan perbankan. Apalagi kalau mereka pay roll-nya di (bank) situ,” ungkap Deny.

Related Articles

Back to top button