Infasi Jakarta November 2024 Tetap Rendah dan Terkendali
Jakarta Review, Jakarta – Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta mengalami inflasi sebesar 0,29% (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya (0,03%; mtm).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Arlyana Abubakar mengatakan tekanan inflasi terutama bersumber dari kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya serta Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran.
“Secara tahunan, Jakarta mengalami inflasi sebesar 1,58% (yoy), stabil dibandingkan bulan sebelumnya (1,58%, yoy) dan masih terkendali dalam sasaran 2,5±1%. Meskipun demikian, inflasi tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi Nasional (1,55%, yoy)” ujarnya.
Adapun kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi penyumbang utama inflasi Jakarta November 2024 dengan sumbangan sebesar 0,18%. Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 0,96% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (0,09;mtm). Inflasi pada kelompok ini terutama bersumber dari meningkatnya harga bawang merah, tomat, daging ayam ras, dan minyak goreng.
Kenaikan harga bawang merah didorong oleh terbatasnya pasokan dari daerah sentra sejalan dengan mulai masuknya periode tanam. Sementara itu, kenaikan harga daging ayam ras didorong oleh meningkatnya permintaan jelang HBKN Nataru 2024. Adapun kenaikan harga minyak goreng dipengaruhi oleh peningkatan harga Crude Palm Oil (CPO) global sehingga berdampak pada kenaikan harga domestik. Di sisi lain, beberapa komoditas seperti cabai rawit, cabai merah, jeruk, dan daging sapi mengalami penurunan harga didukung oleh ketersediaan pasokan yang tetap terjaga.
Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya juga mengalami inflasi sebesar 0,55% (mtm), sehingga menyumbang 0,04% terhadap inflasi Jakarta. Inflasi pada kelompok ini terutama bersumber dari kenaikan harga emas perhiasan sejalan dengan berlanjutnya tren kenaikan harga emas global.
Kelompok lainnya yang menjadi penyumbang inflasi yaitu kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran dengan sumbangan inflasi sebesar 0,04%, utamanya didorong oleh kenaikan harga es dan kue kering berminyak.
Lebih lanjut Arlyana mengatakan inflasi DKI Jakarta yang masih terkendali tidak terlepas dari sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta yang semakin kuat. Selama November 2024, TPID Provinsi DKI Jakarta telah melakukan berbagai kegiatan dalam rangka pengendalian inflasi, antara lain: (1) Urban farming Sudin KPKP Jakarta Timur dalam bentuk penanaman bersama benih cabai dan bawang merah serta panen serentak komoditas bawang merah di wilayah Jakarta Pusat; (2) Penguatan hilirisasi hasil produk pertanian melalui pelatihan pengolahan aneka cabai dan bawang yang diikuti oleh 80 UMKM/pelaku usaha; (3) Pemberian bantuan sarana dan prasarana pengolahan pertanian oleh KPwBI Provinsi DKI Jakarta kepada Kelompok Wanita Tani Binaan; (4) Rapat Pra-High Level Meeting TPID jelang momen HBKN Nataru; serta (5) Rapat Koordinasi TPID mingguan dalam rangka pemantauan stok dan harga.
Ke depan, sinergi TPID DKI Jakarta akan terus diperkuat untuk memastikan strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif) dapat berjalan baik dan efektif, utamanya melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Dengan berbagai upaya sinergi dan kolaborasi tersebut, inflasi Jakarta diharapkan dapat tetap terkendali dalam sasarannya, yaitu 2,5±1% pada tahun 2024.