Ini Dia 3 Program Unggulan Camat Kemayoran
Jakarta Review – Sejak awal tahun 2015 dilantik menjadi Camat di Kecamatan Kemayoran Herry Purnama langsung bergerak cepat untuk mengatasi persoalan-persoalan yang ada di wilayahnya.
Mantan Wakil Camat Senen dan Tanah Abang ini lantas menemukan beberapa masalah di wilayahnya yang harus cepat diatasi. Beberapa masalah tersebut misalnya, tingginya kasus penderita Demam Berdarah, maraknya lokasi pembuangan sampah (LPS) liar dan terakhir penataan PKL.
“Ketiga masalah itulah yang terjadi di Kecamatan Kemayoran dan menuntut penyelesaian secara cepat, dan Alhamdulillah satu-persatu masalah tersebut berhasil kita atasi,” ujar Alumni SMA Negeri 5 ini kepada Jakarta Review.
Herry menambahkan tingginya angka penderita Demam Berdarah yang menjangkiti warganya membuat dirinya prihatin. Lihat saja tahun 2013 lalu, angkanya sampai 300 lebih dan satu tahun kemudian hanya turun menjadi 286 kasus.
“Singkat cerita untuk urusan Kasus DBD Kemayoran menjadi juara di Jakarta Pusat,” terang lelaki kelahiran 31 Desember 1972 ini.
Tak ingin kondisi tersebut terus terjadi, begitu dapat penugasan di Kemayoran, Herry langsung menargetkan kasus DBD di wilayahnya tak boleh lebih dari 100. Sejumlah langkahpun dilakukan untuk mewujudkan rencana tersebut. Misalnya dengan bekerjasama dengan para kader Jumantik dan pengurus RT/RW untuk menggelar program Jumantik setiap minggu. Hasilnya sangat memuaskan. Walau nggak berhasil mencapai target dibawah 100, Angka penderita DBD bisa diturunkan menjadi 133 kasus.
“Lagi-lagi pencapaian ini bisa diwujudkan berkat kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat setempat,” tutur lulusan STPDN tahun 1994 ini
Selain berhasil menekan angka kasus DBD, Herry juga berhasil menghilangkan 16 LPS (Lokasi Pembuangan Sementara Sampah) liar yang ada di beberapa Kelurahan. Keberadaan LPS liar sudah pasti mengganggu. Karena itu di setiap kelurahan ditargetkan untuk menghilangkan 2 LPS liar. Informasi ini kita sosialisasikan ke RT/RW dan Alhamdulillah mereka mendukung. Apalagi sebagian LPS yang kita tertibkan kemudian ada yang kita rubah menjadi taman.
Terakhir, Mantan Lurah Gelora ini kini disibukkan dengan program penuntasan pedagang kaki lima (PKL). Pasalnya banyak PKl di Kemayoran yang mengokupasi badan jalan. Karena itu mereka kita relokasi ke lahan kosong di Blok B1 areal Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPKK).
“Prosesnya tidak mudah, pasti ada pro dan kontra, apalagi aktifitas PKL di sejumlah jalan tersebut sudah berjalan lama. Tapi apapun alasannya, jalanan yang merupakan fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) nggak boleh berubah fungsi menjadi tempat berdagang, karena itu mereka (PKL) kita tertibkan dan relokasi,” pungkasnya. (win)