MEGAPOLITAN

Jakut Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah yang Lebih Efektif

Jakut Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah yang lebih efektif. (dok: Istimewa)

Jakarta Review, Jakarta – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan kesiapannya dalam melaksanakan implementasi peta jalan pengelolaan sampah di Jakarta. Dalam upaya tersebut, Jakarta Utara dipilih sebagai percontohan dalam penerapan strategi pengelolaan sampah yang lebih efektif.

Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq mengatakan bahwa timbulan sampah masih menjadi persoalan besar di Indonesia, termasuk di wilayah Jakarta.

“Apa yang kita lakukan bersama di Jakarta hari ini dapat menjadi percontohan dan pembelajaran bagi kabupaten/kota lain dalam menyelesaikan masalah sampah,” ujar Hanif dalam apel pagi di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Tanjung Priok, Senin (17/2/25).

Hanif menekankan bahwa penyelesaian permasalahan sampah harus dimulai dari Jakarta, yang menjadi barometer pengelolaan sampah di Indonesia.

“Jakarta Utara memiliki beban sampah yang cukup berat. Oleh karena itu, kami serius menjadikannya pilot project dalam penyelesaian masalah sampah di DKI Jakarta,” jelasnya.

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), capaian pengelolaan sampah nasional pada 2023 hanya mencapai 39,01 persen. Sementara itu, hampir 60 persen sampah masih dikelola secara konvensional di tempat pemrosesan akhir (TPA). Di Jakarta sendiri, total timbulan sampah pada tahun 2023 mencapai 8.600 ton per hari, dengan hampir seluruhnya dikelola secara open dumping di TPA Bantargebang.

Saat ini, TPA Bantargebang yang memiliki luas 110,3 hektare menampung lebih dari 55 juta ton sampah dengan ketinggian timbunan mencapai 50 meter.

“Sistem pengelolaan sampah di Jakarta masih terlalu bergantung pada TPA sebagai tempat penimbunan sampah. Hal ini menyebabkan beban pengelolaan semakin berat dan tidak optimal,” ungkap Hanif.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Hanif menegaskan bahwa diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak guna menciptakan solusi yang lebih baik.

“Dibutuhkan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat agar pengelolaan sampah bisa lebih efektif dan berkelanjutan,” ucap hanif.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menjelaskan bahwa roadmap pengelolaan sampah ini mencakup strategi dari hulu ke hilir. Beberapa langkah utama yang akan diterapkan mencakup peningkatan partisipasi masyarakat dalam memilah sampah, penguatan bank sampah dan ekonomi sirkular, serta optimalisasi Tempat Pengolahan Sampah (TPS) dan TPS 3R dengan teknologi lebih efisien.

Di sisi hilir, Pemprov DKI Jakarta juga akan melibatkan sektor swasta dalam memperluas jangkauan pengolahan sampah. Jakarta Utara akan menjadi percontohan khusus untuk implementasi pengelolaan sampah pada sektor hotel, restoran, dan kafe (Horeka).

“Harapannya adalah aksi ini nantinya akan dapat menginspirasi, memperkuat sinergi, dan juga partisipasi berbagai elemen masyarakat untuk mengelola sampah di Jakarta dengan lebih baik, dengan lebih terintegrasi, dan juga ramah lingkungan,” pungkas Teguh.

Related Articles

Back to top button