Jarak 5 km Butuh Waktu 1 jam, Jakarta Macet Luar Biasa
Jakarta Review – Pengembangan transportasi massal merupakan salah satu solusi untuk mengurangi dampak kemacetan yang terjadi di Jakarta. Salah satunya yakni dengan membangun layanan Mass Rapid Transportasi yang proyek pembangunannya saat ini masih tengah berjalan dan diprediksi mulai beroperasi paling lambat pada 2018.
Menurut Proyek Manager Jalur Layang PT MRT, Heru Nugroho, saat jam sibuk itu ada sekitar 12 juta orang di Jakarta kalau malam ada sekitar 9 juta orang, alhasil kecepatan berkendara di Jakarta pada pagi dan sore hari hanya 5 kilometer per jam. Sebab, jumlah populasi dan kendaraan saat jam pergi dan pulang kerja melonjak.
Heru mencontohkan, kepadatan penduduk dan jarak perjalanan mulai dihitung sejak 1985 dari dua arah berbeda. Yaitu, dari Cilandak, Jakarta Selatan ke Monumen Nasional, Jakarta Pusat dan dari Pasar Minggu ke Manggarai
Dari Cilandak ke Monumen Nasional hanya memerlukan waktu 38 menit dengan kecepatan kendaraan 24,7 kilometer per jam pada 1985. Lima belas tahun kemudian, membutuhkan waktu 49 menit dengan kecepatan kendaraan 19,2 kilometer per jam. “2011 butuh 100 menit dengan kecepatan 9,4 kilometer per jam,” jelas Heru.
Sedangkan, dari Pasar Minggu ke Manggarai pada 1985 hanya 22 menit dengan kecepatan 26,3 kilometer per jam. Pada 2000 dengan kecepatan 16,1 kilometer per km memerlukan waktu 36 menit. Pada 2011 memerlukan waktu 95 menit dengan kecepatan 6,1 kilometer per jam.
Semakin padatnya kendaraan membuat warga beralih ke sepeda motor dan kendaraan umum. Karena kendaraan umum kurang memadai. Lonjakan kendaraan paling besar adalah sepeda motor. Pada 2008, tercatat ada 7 juta motor di Jakarta dibandingkan bus yang di bawah satu juta. (Tika)