Jelang HBKN Inflasi Jakarta Februari 2023 Terkendali dibandingkan Inflasi Nasional

Jakarta Review, Jakarta – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), realisasi inflasi Jakarta yang saat ini memiliki share sebesar 26,92% terhadap nasional, pada bulan Februari 2023 tercatat sebesar 0,19% mtm sedikit meningkat dibanding bulan sebelumnya sebesar 0,09% mtm. Namun, secara tahunan inflasi Jakarta Februari 2023 relatif terkendali sebesar 4,07% yoy, lebih rendah dibandingkan inflasi nasional 5,47% yoy dan inflasi gabungan kota/provinsi di Pulau Jawa. Inflasi tersebut terutama didorong oleh kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga.
Demikian penjelasan Arlyana Abubakar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta dalam keterangan resminya soal Inflasi Febuari kepada media (2/3/23).
Menurutnya dari sisi kelompok makanan, minuman, dan tembakau, pada Februari 2023 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,57% mtm dengan andil sebesar 0,13% terhadap inflasi Jakarta, yang terutama bersumber dari kenaikan harga beras, rokok kretek filter dan bawang merah.
Dikatakan Arlyana, kenaikan harga beras terutama didorong oleh kondisi pasokan yang masih terbatas akibat panen yang belum merata di sentra produksi di tengah permintaan masyarakat yang mulai meningkat menjelang HBKN Idul Fitri. Sedangkan, kenaikan harga bawang merah dipengaruhi oleh produktivitas yang menurun akibat curah hujan yang tinggi di sentra produksi.
Sementara itu, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga mengalami inflasi sebesar 0,50% mtm dengan andil sebesar 0,04% terhadap inflasi Jakarta, yang terutama disebabkan oleh kenaikan harga pada sabun deterjen bubuk/cair sejalan dengan kenaikan harga bahan baku oleokimia yang juga merupakan produk turunan dari minyak sawit, serta kenaikan pada upah asisten rumah tangga dan handuk.
Disisi lain, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami deflasi sebesar -0,13% mtm dengan andil -0,01% sehingga dapat menahan laju inflasi Jakarta pada Februari 2023.
“Deflasi pada kelompok tersebut terutama disebabkan oleh penurunan harga tas, cairan penyegar mulut, dan dompet” jelasnya.
Arlyana menambahkan laju inflasi DKI Jakarta pada bulan Februari 2023 yang masih relatif terkendali tersebut tentunya tidak terlepas dari hasil sinergi, kolaborasi serta koordinasi yang dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta, termasuk dalam rangka implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Adapun, selama Februari 2023, TPID Provinsi DKI Jakarta telah melakukan berbagai kegiatan, antara lain:
- Persiapan penguatan sinergi dan koordinasi dalam rangka pengendalian inflasi dengan daerah sekitar Jakarta (bodetabek).
- Penguatan sinergi dalam TPID Provinsi DKI Jakarta terutama dengan Bapanas dan Bulog dalam mobilisasi distribusi pangan, termasuk kegiatan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras dan kunjungan pasar.
- Kegiatan program pangan bersubsidi guna menjaga harga pangan yang terjangkau, termasuk perluasan moda penjualan secara mobile dengan foodtruck oleh BUMD pangan Provinsi DKI Jakarta.
“Ke depan, sinergi dan kolaborasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia serta seluruh stakeholder terkait yang tergabung dalam TPID Jakarta akan terus diperkuat untuk memastikan strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif ) dalam pengendalian inflasi dapat berjalan baik dan efektif agar inflasi Jakarta dapat tetap terkendali di sekitar sasaran yang telah ditetapkan” tandasnya.