BIROKRASIMEGAPOLITAN

Kepala Dinas KUMKMP: Lenggang Jakarta Solusi Pembinaan PKL Kawasan Kemayoran

Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta Irwandi saat memberikan sambutan di acara peresmian Lenggang Jakarta Kemayoran 29/12/2016. (Sigit artpro)
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta Irwandi saat memberikan sambutan di acara peresmian Lenggang Jakarta Kemayoran 29/12/2016. (Sigit artpro)

Jakarta Review – Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta Irwandi merasa lega Lenggang Jakarta Kemayoran akhirnya bisa diresmikan tanggal 29 Desember 2016 lalu oleh Sekda DKI Saefullah.

Dengan peresemian tersebut, pasar yang terletak di Blok B1 Kemayoran kini menjadi tempat kuliner bagi eks pedagang kaki lima (pkl) yang selama ini biasa berdagang di kawasan Gang Laler, Pasar Jiung dan depan Mesjid Akbar.

“Lenggang Jakarta Kemayoran adalah upaya pihaknya untuk bisa menampung para pedagang kaki lima (pkl) ke tempat yang lebih layak. Untuk itu secepatnya dirinya berharap para pedagang yang masih bejualan di depan Masjid Akbar dan Pasar Jiung bisa bergabung ke lokasi yang dipinjamkan oleh pihak Pusat Pengelolaan Kompleks Kemayoran (PPKK),” ujarnya kepada Jakarta Review.

Irwandi menjelaskan Lenggang Jakarta sejatinya bisa menampung 500 pedagang UKM. Namun saat ini baru menampung 108 pedagang kuliner dan 150 non kuliner.

“Harapannya semoga Lenggang Jakarta semakin berkembang dan kapasitas yang disediakan segera terisi,” jelasnya.

Dibiayai CSR

Lenggang Jakarta Kemayoran adalah Lenggang Jakarta kedua yang ada di Jakarta. Sebelumnya Lenggang Jakarta sudah lebih dulu berdiri di Parkir IRTI Monumen Nasional (Monas). Adapun pembangunan Lengang Jakarta Kemayoran ini membutuhkan waktu kurang lebih 4 bulan. Dananya yang dibutuhkan Rp2,5 miliar yang berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR) PT Sinar Sosro.

Irwandi menambahkan ada 10 kuliner ikonik khas Jakarta bisa ditemukan di sudut lokasi Pasar Lenggang Blok B1 Kemayoran. Transaksi yang disediakan di tempat tersebut menggunakan kartu bernama ‘kulineria’ seharga Rp 50.000. Kartu tersebut langsung berisi saldo sebesar Rp50 ribu yang bisa dipakai untuk membayar makanan dan minuman di kuliner ikonik. Apabila total harga makanan yang Anda bayarkan masih bersisa, Anda bisa menukarkannya kembali di bagian kasir dalam bentuk uang. Namun dilokasi lainnya, metode pembayaran masih menggunakan sistem transaksi tunai, baik di sentra kuliner, non kuliner maupun area bermain.

Tak hanya itu, yang paling penting dan ini harus diketahui oleh khalayak luas, sejumlah pedagang kuliner yang ada di Lenggang Jakarta juga sudah melakukan pelatihan dan pengetesan makanan di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Jadi pengunjung tidak usah khawatir terhadap keamanan makanan yang diperjual belikan disini. (win)

Back to top button