Menanti Bos Mayapada Di Ragunan
Jakarta Review – Setelah menjadi penasihat Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Dato Sri Tahir kini mendapat tugas khusus dalam mengembangkan Taman Margasatwa Ragunan sebagai Pengawas Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Taipan bisnis Mayapada Group yang juga punya trah bisnis dengan Lippo Group ini ditunjuk Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama sebagai Ketua Dewan Pengawas BLUD Taman Margasatwa Ragunan menggantikan Hashim Djojohadikusumo, adik kandung Prabowo Subianto.
Ahok sendiri merasa menilai Tahir sebagai sosok yang murah hati, pekerja keras, dan memiliki banyak pengalaman untuk mengelola berbagai usaha. “Karena saya yakin beliau ini sudah dipercaya oleh semua kalangan, terutama pengusaha. Jadi beliau akan mengumpulkan swasta dan menyampaikan bantuan CSR (corporate social responsibility) ke Ragunan,” sebutnya di Balaikota, Kamis (4/6/2015).
Mantan Bupati Belitung Timur itu meyakini sosok CEO Mayapada Group bisa memperbaiki wajah buram Taman Ragunan agar lebih cantik sehingga bisa membujuk wisatawan dari kelas ekonomi bawah hingga ekonomi atas.”Nih yang orang atas mau datang tidak? Orang kaya itu maunya ke kebun binatang di Singapura. Ini kan masalah, mengapa tidak mau datang ke Ragunan? Makanya perlu dipikirkan,” Ahok berargumen.
Hanya saja dia tak memberi target perbaikan wajah asri Ragunan. Serta, merasa tak khawatir atas adanya gejolak atau sentimen negatif atas keputusan pengangkatan ini. “Saya justru khawatir beliau tidak mau duduk di posisi ini. Makanya setiap kami makan, saya sampaikan untuk membantu kami mengembangkan 147 hektare luas Taman Margasatwa Ragunan,” Ahok berujar.
Siapakah sebenarnya Dato Sri Tahir? Pengusaha dermawan yang dianggap dekat dengan Blok Barat ini memang terkenal sebagai miliarder nan dermawan. Melalui yayasan Tahir Foundation, salah satu orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes ini telah menunjukkan kiprahnya di bidang amal. Misalnya, dirinya pernah memberikan 10 unit armada bus Transjakarta ditambah uang Rp 6 miliar yang saat itu diterima langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, atau pengobatan gratis untuk anak-anak penderita kanker.
Tak hanya itu, lewat Tahir Foundation, pemilik kelompok bisnis ini juga menjadi miliarder pertama Indonesia yang masuk dalam Bill & Melinda Gates Foundation, organisasi nirlaba buatan miliarder terkaya sejagad Bill Gates. Di awal tahun ini, ia sendiri menyumbangkan donasi sebesar Rp 1 miliar bagi korban banjir di Ibu Kota Negara.
Setelah didapuk langsung menjadi Ketua Dewan Pengawas BLUD Taman Margasatwa Ragunan oleh Ahok, ia langsung tancap gas soal konsep perbaikan Ragunan. Salah satunya, keinginan membangun konsep empat musim di Kebun Binatang tersebut dengan pendanaan CSR yang disalurkan perusahaannya melalui kelompok usaha Mayapada Group.
“Tadinya kebun ini mau kita bangun di Monas. Ada kebun musim panas, dingin, semi, gugur. Tapi karena di Monas itu ada limitasi, lebih baik kami bangun di sini (Ragunan),” ujar Tahir di Balai Kota Jakarta, Kamis (4/6/2015).
Selain Kebun Empat Musim, Tahir mengatakan, BLUD juga akan berusaha mengundang investor untuk ikut membiayai pembangunan suatu wahana kincir raksasa layaknya London Eye di London, Inggris, dan Singapore Flyer di Singapura. “Di sini nanti bisa kita beri nama Indonesia Flyer,” sebutnya.
Tahir menambahkan, segala rencananya ini dirancang berdasarkan target yang diterapkan oleh Ahok, sapaan akrab Basuki, yakni menjadikan Taman Margasatwa Ragunan sebagai tempat wisata tidak hanya untuk kalangan masyarakat bawah, juga untuk kalangan masyarakat kelas atas.
“Intinya kita ingin menjadikan Ragunan menjadi tidak hanya sekadar kebun binatang, tapi juga menjadi suatu final destination, menjadi suatu fiesta point, dan menjadi suatu kebanggan bagi warga Jakarta,” ujar Tahir.
Sepanjang tahun ini, Tahir mengatakan, pelaksanaan pengembangan Ragunan akan dimulai dengan pertama-tama membuat desain dari rencana pembangunan. Ia menargetkan desain akhir atau master plan rencana pengembangan bisa diselesaikan di akhir tahun. Pengerjaan fisik, akan dimulai di awal tahun 2016. Untuk anggarannya sendiri Tahir mengatakan BLUD akan berusaha untuk seminimal mungkin menggunakan APBD DKI. “Kita (perusahaan) kan bekerja di Jakarta, mendapat keuntungan dari kota Jakarta, jadi wajar jika keuntungan-keuntungan itu kita kembalikan kepada Jakarta. Inilah cara yang ingin kami galakkan. Kita putar pembiayaannya kepada swasta, supaya yang ikut berpartisipasi tidak hanya kami (kelompok usaha Mayapada), tetapi semua swasta di Jakarta,” pungkasnya. (Ranap Simanjuntak/Oki Akbar)