MEGAPOLITAN

Penyelenggaraan Jakarta Economic Forum (JEF) Outlook 2025: “Transformasi Ekonomi Jakarta dan Sinergi Aglomerasi”

Narasumber dalam Penyelenggaraan Jakarta Economic Forum (JEF) Outlook 2025 berfoto bersama. (dok: BI Jakarta) 

Jakarta Review, Jakarta – Dalam rangka mendorong transformasi ekonomi Jakarta dan sinergi aglomerasi dengan daerah Bodetabekpunjur, serta meningkatkan posisi Jakarta sebagai kota global, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan ISEI Jakarta dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyelenggarakan Jakarta Economic Forum (JEF) Outlook 2025 pada Selasa, 10 Desember 2024 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta.

Jakarta Economic Forum (JEF) Outlook 2025 adalah rangkaian kegiatan post-event Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 yang bertujuan untuk memberikan gambaran komprehensif terkiat prospek dan tantangan perekonomian Jakarta pada tahun 2025. Secara khusus, pada JEF Outlook 2025 didalami isu-isu strategis utamanya terkait penguatan resilensi konsumsi RT, pengembangan industri padat karya, dan optimalisasi potensi sinergi kawasan aglomerasi yang dapat menjadi akselerator pertumbuhan ekonomi ke depan, yang tinggi, inklusif, dan berkelanjutan. Berlandaskan hal tersebut, topik yang dibawakan pada Jakarta Economic Forum (JEF) Outlook 2025 adalah “Transformasi Ekonomi Jakarta dan Sinergi Aglomerasi”.

Dalam keynote speech, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Musni Hardi K.A menyampaikan bahwa lingkungan strategis ke depan baik di tataran global maupun domestik cukup dinamis, sehingga perlu sinergi yang kuat lintas stakeholders agar respons kebijakan yang diambil bisa efektif dan tepat sasaran. Di tengah tantangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Jakarta diperkirakan berpeluang tumbuh meningkat pada kisaran 4,7-5,5%, dengan inflasi yang terkendali pada sasaran 2,5±1%.

Pada kesempatan tersebut, juga disampaikan lima aspek yang dapat diperkuat guna mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta. Pertama, peningkatan peran sektor formal; Kedua, pengembangan sektor-sektor ekonomi potensial; Ketiga, penguatan sinergi TPID untuk pengendalian inflasi; Keempat, penguatan sinergi pengembangan ekosistem digital melalui TP2DD; dan Kelima, penguatan daya saing Jakarta untuk meningkatkan posisinya sebagai kota global.

Dalam forum ini, Kepala Biro Perekenomian dan Keuangan Setda Provinsi DKI Jakarta, Mochamad Abbas menyampaikan pentingnya pengelolaan fiskal di Jakarta agar tetap mampu mengakselerasi transformasi ekonomi Jakarta dan meningkatkan daya saing Jakarta menuju peringkat 20 kota global pada tahun 2045. Pada kesempatan yang sama, Ketua Bidang Pengembangan Ekonomi Wilayah Jakarta dan Sekitarnya – ISEI Jakarta dan Wakil Ketua Dewan Komisioner LPS, Lana Soelistianingsih menyampaikan bahwa penguatan peran ISEI dalam menjembatani kolaborasi pemerintah Jakarta dengan akademisi menjadi penting untuk menjawab tantangan ekonomi dan sosial yang ada di Jakarta, termasuk bagaimana memanfaatkan bonus demografi dan meningkatkan resilensi konsumsi RT.

Dalam rangka pendalaman isu-isu strategis sesuai tema JEF Outlook 2025 diselenggarakan policy discussion yang menghadirkan narasumber yaitu David E. Sumual, Chief Economist PT Bank Central Asia Tbk terkait strategi penguatan konsumsi dan pembiayaan Jakarta; Afdely Sidqy, Finance Division Head of PT Toyoya Motor Manufacturing Indonesia terkait inovasi pada industri otomotif untuk mendorong sektor manufaktur; Gosen, Ketua Tim Koordinasi Perencanaan Pembangunan Industri Nasional Kementerian Perindustrian terkait kebijakan dan strategi pengembangan industri padat karya Jakarta dan Kawasan Aglomerasi; serta Wicaksono Sarosa, Direktur Ruang Waktu Knowledge Hub For Sustainable Urban Development terkait prospek dan tantangan pengembangan kawasan aglomerasi Jabodetabekpunjur yang berkelanjutan.

Dengan penyelenggaran JEF Outlook 2025, harapannya dapat turut berkontribusi dalam memperkuat stabilitas dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jakarta yang tinggi, inklusif, dan berkelanjutan serta meningkatkan daya saing sebagai kota global.

Related Articles

Back to top button