Produksi Sabu Rumahan Terus Menggeliat
Jakrev.com – Narkoba terus mengintip. Lihat saha produksi sabu kelas rumahan kian menjamur. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen (Pol) Anang Iskandar pun ikut dalam aksi penangkapan serta penggeledahan. Dirinya meminta masyarakat proaktif memberi laporan adanya aksi produksi narkoba di dalam negeri.
Seperti siaran pers yang diterima redaksi Jakarta Review, dalam sepekan, BNN berhasil mengungkap industri sabu rumahan di tiga lokasi berbeda, yaitu di Medan, Aceh dan terakhir di Jakarta. Di Jakarta sendiri , BNN berhasil mengamankan sindikat produsen narkoba yang terdiri dari seorang ibu, dua putra dan dibantu seorang teman wanita salah seorang putranya, Senin (27/4).
Tim BNN berhasil membekuk empat tersangka antara lain : sang ibu bernama Hay Ceng Yang (58), kedua putranya yaitu Sani (36) dan Alex (34), serta kekasih Alex bernama Naomi (33). Keempatnya diamankan tim BNN di sebuah rusun sempit berukuran kurang lebih 4×6 meter, di Rusun Kapuk Muara Penjaringan, Blok B Nomor 3.14.
Di rumah sempit inilah, Alex yang berperan sebagai koki sabu menjalankan aksinya. Untuk mendapatkan peralatan yang dibutuhkan, Alex meminta ibunya untuk membeli sejumlah peralatan dan menyiapkan peralatan-peralatan tersebut untuk kegiatan produksi.
Berdasarkan pengakuan Alex, ia mulai memproduksi sabu sejak satu bulan yang lalu. Ia paham teknik pembuatan sabu karena pernah mempelajarinya saat mendekam di LP Cipinang. Setelah keluar dari lapas pada November tahun lalu, Alex mulai mencoba berbisnis narkoba.
Dalam kasus narkoba, Alex bukan pemain baru, karena sebelumnya pernah terlibat dalam peredaran ekstasi sebanyak 13 butir hingga akhirnya mendekam di penjara selama lima tahun. Sementara itu, pabrik sabu yang ia jalankan termasuk kategori kecil. Dengan bahan yang dimilikinya saat ditangkap, ia mengaku bisa memproduksi sabu seberat 0,5 hingga 1 kg sabu.
Di TKP, petugas BNN menyita sabu hasil produksi ±158 gram. Selain itu, petugas juga menyita sabu cair yang sedang dalam proses kristalisasi sebanyak ±150 mili liter. Sementara itu prekursor atau bahan pembuat narkotika yang disita antara lain efedrin (diekstrak dari obat flu), Asam sulfat, Toluen, Aseton. Selain prekursor, bahan pendukung lain yang disita antara lain ; Methanol, Iodin, Red fosfor,soda api.
Kepala BNN, DR Anang Iskandar menegaskan pihaknya terus berupaya keras untuk menangkal supply narkoba dari luar dan memberantas produksi narkoba di dalam negeri sendiri. BNN terus bekerja keras agar industri narkoba rumahan tidak menjamur di Indonesia.
Ia juga menghimbau agar masyarakat semakin proaktif untuk berperan serta dalam menangkal ancaman narkoba dengan cara melaporkan kegiatan yang mencurigakan.
Pada sisi lainnya, kerja sama lintas sektoral penting untuk terus dikembangkan bersama dengan instansi terkait seperti Bea Cukai, Polri, BPOM, Kementerian Perdagangan dalam rangka meningkatkan pengawasan prekursor narkotika. (nap)