EKONOMINASIONAL

Adhi Karya Alokasikan Rp 7 Triliun untuk Bangun LRT Jakarta

tiang pancang proyek LRT PT Adhi Karya Tbk. (Sigit Artpro)
tiang pancang proyek LRT PT Adhi Karya Tbk. (Sigit Artpro)

Jakarta Review – Perusahaan kontraktor milik BUMN PT Adhi Karya (Persero) Tbk membutuhkan dana segar sekitar Rp 7 triliun untuk memenuhi target pembangunan proyek Kereta Api Ringan (Light Rail Transit) hingga akhir 2017.

Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan manajemen menargetkan pembangunan LRT Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) tahap pertama, dari Cibubur hingga dalam kota, sampai akhir tahun bisa mencapai sekitar 35-40 persen.

Adapun untuk sumber pendanaan ini, perusahaan pelat merah itu akan menerbitkan surat utang atau obligasi senilai sekitar Rp 2 triliun yang rencananya akan terealisasi pada semester I 2016. Sisanya sekitar Rp 5 triliun akan diperoleh dari pinjaman bank-bank BUMN dan Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN).

“Rp 7 triliun itu kan diperlukan tahun ini. Nah, Rp 2 triliun dari obligasi serta Rp 5 triliun dari APBN dan sindikasi perbankan,” kata Budi Harto seperti dikutip Tempo.co saat ditemui di Proyek LRT, kawasan tol Kilometer 13 Jagorawi, Ahad, 8 Januari 2017.

Namun perseroan belum dapat dirinci berapa nantinya jumlah dana hasil sindikasi bank BUMN yang dibutuhkan. “Kalau ditanya berapa APBN, belum tahu. Diharapkan APBN yang dialokasikan tahun ini,” ujarnya.

Adapun hingga saat ini Adhi Karya telah merealisasikan Rp 2,5 triliun untuk pembangunan LRT Jabodebek tahap pertama, yakni dari Cibubur hingga dalam kota. Pendanaan itu berasal dari penerbitan saham perusahaan melalui right issue senilai Rp 1,5 triliun dan kas pribadi perusahaan.

Sebelumnya, Budi mengusulkan pengerjaan proyek ini akan menghabiskan nilai kontrak Rp 23 triliun. Namun usulan itu belum dipastikan karena masih dalam tahap penyelesaian oleh konsultan.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menambahkan, pihaknya juga sedang menunggu finalisasi nilai kontrak. Sebab, proyek LRT ini merupakan salah satu proyek strategis nasional.

“(Nilai kontrak) itu akan ada setelah ada konsultan, bisa negosiasi, bisa tidak, angka konsultan yang kami pakai,” ujar Budi Karya saat ditemui di lokasi yang sama. “Nanti, angka pastinya itu adalah hasil setiap kali pembayaran yang dievaluasi BPKP. Mandat di Perpres seperti itu.”

Proyek pemerintah yang dikerjakan Adhi Karya ini meliputi tiga rute, yakni Cibubur-Cawang sepanjang 14,5 kilometer yang mencapai progress 17 persen, rute Bekasi Timur-Cawang sepanjang 17,1 kilometer yang telah mencapai 12 persen, dan Cawang-Dukuh Atas sepanjang 10,5 kilometer yang kini baru 2 persen. (win/tempo.co)

Related Articles

Back to top button