
Jakarta Review – PT Adhi Karya (Persero) Tbk. melalui anak usaha PT Adhi Persada Properti dan Departemen Transit Oriented Development atau TOD menargetkan pendapatan penjualan hingga Rp3 triliun sepanjang tahun ini.
Rinciannya, untuk PT Adhi Persada Properti (APP) sebesar Rp1,7 triliun atau meningkat dari pendapatan tahun lalu Rp1,3 trilun dan Departemen TOD sebesar Rp1,3 triliun meningkat dari tahun lalu Rp350 miliar.
Direktur PT Adhi Karya Tbk. (ADHI) Budi Saddewa Soediro mengatakan mayoritas pendapatan APP akan disokong dari pembangunan proyek apartemen baik secara mandiri maupun kerjasama.
Paling baru, ada dua proyek Grand Taman Melati Margonda 2 di Depok, Jawa Barat yang akan dibangun pada akhir Maret ini dan Taman Melati Malang di Jawa Timur yang dibangun pada Juli nanti.Perseroan juga menjadwalkan seremoni tutup atap untuk apartemen Taman Melati Sundiadi di Yogyakarta pada akhir bulan ini.
Ketiga proyek di atas akan melengkapi portofolio proyek mahasiswa perseroan menjadi delapan menara apartemen Taman Melati tersebar di Depok, Jatinangor, Malang, dan Yogyakarta.
Untuk apartemen murni kami bangun secara mandiri, selain itu masih kami kerjakan Wisma Atlet dan ada juga nanti yang terbaru dua proyek rusunawa di Nagrak Jakarta Utara dan Penggilingan Jakarta Timur dengan nilai total investasi Rp800 miliar, katanya seperti dikutip bisnis.com, Senin (13/3/2017).
Budi menambahkan selain proyek mandiri di atas, perseroan akan mendorong APP untuk terus menggencarkan berbagai proyek kerjasama.Sementara itu, untuk Departemen TOD perseroan berencana akan mulai mengembangkan di sekitar lahan Cikunir II dan III dengan konsep kawasan terpadu yang di dalamnya akan berdiri apartemen, hotel, pusat ritel, dan ruang perkantoran.
Di lahan Cikunir II ADHI memiliki lahan seluas 5 hektare yang akan mulai dikembangkan pada September dengan skema kerjasama pemilik lahan di sana. Perseroan akan memegang porsi keuntungan 65% dan sisanya oleh mitra.
Menurutnya Departemen TOD nantinya akan menargetkan kepemilikan lahan pada 16 stasiun kereta api ringan. Saat ini, ADHI masih memiliki lahan TOD untuk 10 stasiun dengan total lahan 54 hektare dan rencananya akan mengakuisisi hingga 130 hektare tahun ini.
Kami anggarkan Rp1,4 hektare khusus untuk akuisisi lahan TOD di enam stasiun yang belum kami miliki, ujar Budi.
Budi menilai untuk pengembangan 54 hektare kawasan TOD di 10 stasiun, perseroan kira-kira akan menginvestasikan hingga Rp35 triliun dengan waktu penyelesaian 9 tahun ke depan.
Sedangkan hasil akuisisi lahan akan menjadi proyek jangka panjang bagi perseroan. Sebab, dalam pengembangan TOD dibutuhkan perencanaan desain yang matang mengingat karakteristik tiap stasiun berbeda-beda.Sementara itu, sejumlah proyek TOD yang sedang terus dikembangkan yakni Bekasi Timur, Sentul, Ciracas, dan Cikoko yang direncanakan akan dimulai pada Juli ini. (win)