Jakarta Review – PT Adhi Karya (Persero) Tbk menyiapkan dana senilai Rp 6 triliun untuk membiayai proyek kereta cepat (light rail transit/ LRT) Jakarta – Bogor – Depok Bekasi tahun ini. Pendanaan bersumber dari kas internal, pinjaman bank, dan hasil penerbitan surat utang.
Pendanaan proyek tersebut berasal dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi dengan target Rp 1,84 triliun. Dana senilai Rp2,6 triliun akan didapat dari faslitas pinjaman BNI, Bank Mandiri, BRI, dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Sisanya mencapai Rp 1,4 triliun didapat dari dana penyertaan modal negara (PNM) melalui penerbitan saham baru beberapa waktu lalu.
Direktur Keuangan Adhi Karya Haris Gunawan mengatakan, perseroan berniat menggelar PUB obligasi sebesar Rp 3,5 triliun yang penawarannya ditargetkan mulai semester II- 2017. PUB akan dilaksanakan secara bertahap dalam dua tahun. Tahun depan akan kembali menerbitkan Rp 1,5 triliun, ujarnya seperti dikutip Investor Daily di Jakarta, Jumat (10/3).
Perseroan telah menetapkan empat underwriter untuk penerbitan PUB, yakni Danareksa Sekuritas sebagai penjamin emisi utama. Danareksa akan dibantu Mandiri Sekuritas, Bahana Sekuritas, dan BCA Sekuritas.
Sedangkan peringkat obligasi dari Pefindo diharapkan sudah diperoleh Maret ini. Obligasi ini akan dilepas dengan tenor 3 dan 5 tahun. Namun pereroan juga membuka peluang tenor obligasi tersebut hingga 7 tahun. Pengerjaan infrastruktur LRT tersebut direncanakan rampung pada Mei 2017.
BNI Siap Kucurkan Dana
Pemerintah telah menetapkan skema pendanaan proyek Light Rail Transit (LRT). Proyek senilai Rp 23 triliun tersebut akan dibiayai dari kombinasi pendanaan pemerintah dan pinjaman perbankan.
Pendanaan perbankan akan dibebankan kepada Bank BUMN yakni BRI, BNI dan Bank Mandiri serta didukung oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). ” Nanti porsi pinjaman dari SMI dan tiga bank BUMN akan sama,” kata Menteri BUMN, Rini Soemarno beberapa waktu yang lalu.
Ditemui dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Ahmad Baiquni mengatakan, pihaknya siap memberikan pinjaman sebesar Rp 6 triliun untuk proyek LRT tersebut.
Seperti diketahui, proyek LRT tersebut diputuskan akan dibiayai perbankan sebesar 67% atau sebesar Rp 18 triliun. Sedangkan 33% akan didanai oleh pemerintah lewat Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT Kereta api Indonesia (KAI) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
Tahun lalu, PMN kepada ADHI untuk proyek tersebut sudah diberikan tahun lalu sebesar Rp 1,4 triliun. Sedangkan kepada KAI telah diberikan Rp 2 triliun tahun lalu dan rencananya akan disuntik lagi sebesar Rp 5,6 triliun. (win)