EKONOMINASIONAL

Adhi Karya Targetkan Peroleh Kontrak Rp21,6 Triliun di Tahun 2017

tiang pancang proyek LRT PT Adhi Karya Tbk. (Sigit Artpro)
tiang pancang proyek LRT PT Adhi Karya Tbk. (Sigit Artpro)

Jakarta Review – PT Adhi Karya Tbk (Persero), menargetkan pada tahun ini bisa memperoleh kontrak sebesar Rp21,6 triliun.

“ADHI siap menangkap peluang usaha dengan mencanangkan target perolehan kontrak baru di tahun 2017,” demikian penjelasan Corporate Secretary ADHI, Ki Syahgolang Permata, dalam siaran pers, Selasa (31/1/2017).

Dalam keterangan pers tersebut, dijelaskan rencana perolehan kontrak baru ADHI terdiri atas Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 38,7 persen, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 34,4 persen, dan proyek swasta serta lainnya sebesar 26,9 persen.

Adapun dari tipe pekerjaan, target perolehan kontrak baru tersebut berasal dari pekerjaan gedung 39,3 persen, jalan dan jembatan 12,3 persen, dermaga 4 persen, dan infrastruktur lainnya 44,5 persen.

Sementara itu total pendapatan usaha di tahun ini direncanakan sebesar Rp14 triliun dan laba bersih, ditargetkan tercapai Rp505 miliar. Adapun belanja modal (capital expenditure/capex) ADHI, direncanakan sebesar Rp5,3 triliun, terdiri atas investasi aset tetap sebesar Rp485,9 miliar dan penyertaan pada berbagai proyek investasi dan ekuitas anak perusahaan sebesar Rp4,8 triliun.

Ki Syahgolang menuturkan target yang dibidik perusahaannya tersebut bisa tercapai. Optimisme tersebut lanjutnya sejalan dengan rencana pertumbuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia dengan meningkatnya anggaran infrastruktur di tahun mendatang.

Sementara itu hingga akhir Desember 2016, ADHI mencapai perolehan kontrak baru sebesar Rp16,5 triliun, meningkat sebesar 17,8 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Realisasi perolehan kontrak baru di Desember 2016 antara lain Proyek 6 Ruas Tol Dalam Kota Paket I di Jakarta (infrastruktur jalan) sebesar Rp785,2 miliar). Pembangunan Rumah Susun Sewa Tingkat Tinggi Pasar Minggu di Jakarta (gedung) sebesar Rp481,5 miliar. Selanjutnya Pembangunan Fasilitas Pendukung Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong di Kalimantan Barat (infrastruktur jalan) (Rp210,6 miliar).

Sedangkan kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru hingga Desember 2016 masih didominasi lini bisnis konstruksi & EPC sebesar 94,3 persen dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.

Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru terdiri dari APBN/APBD tercatat 36,7 persen, BUMN sebesar 35,7 persen, sementara swasta/lainnya sebanyak 27,6 persen.

Pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek gedung sebanyak 45,8 persen, proyek jalan dan jembatan 24,9 persen, sedangkan proyek dermaga 3,9 persen serta infrastruktur lainnya sebesar 25,5 persen. (win)

Back to top button