Bidik Penerapan Digitalisasi Pertanian, Pemerintah Dorong Kesejahteraan Petani Indramayu
Jakarta Review, Indramayu – Pemerintah kembali memberikan dukungannya bagi perbaikan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan petani. Kali ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini M. Soemarno mengunjungi Kabupaten Indramayu dalam rangka peresmian program kewirausahaan petani dan digitalisasi pertanian yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Dito Ganinduto, sejumlah Direksi BUMN serta pejabat pimpinan daerah pada Kamis (07/06/2018).
Dalam kunjungan ini Presiden dan rombongan mengunjungi langsung Mitra Badan Usaha Milik Desa Bersama (MBB) binaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu. MBB Sliyeg tercatat memiliki 1 Badan Usaha Milik Desa/BUMDes Kecamatan (terdiri dari 14 BUMDes) dan satu Perkumpulan Gabungan Kelompok Tani/Gapoktan (yang terdiri dari 127 Poktan dan 7009 Petani). Jumlah produksi padi tercatat 54.000 ton per tahun dengan total luas lahan sebesar 4.384 Ha.
MMB Sliyeg merupakan salah satu pilot project kewirausahaan petani yang menerapkan sistem digitalisasi pertanian di mana digitalisasi dilakukan dengan sebuah aplikasi “Logistik Tani’/LOGTAN sebagai platform digital yang mengintegrasikan empat siklus pertanian (pratanam, tanam, panen, pasca panen) sehingga akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Jenis layanan MBB antara lain pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR/Non-KUR), penyaluran pupuk dan marketplace holtikultura dengan pelanggan utama petani dan BUMDes.
Menteri Rini mengungkapkan, kehadiran MBB Sliyeg sebagai salah satu program percontohan merupakan bukti nyata kehadiran BUMN dalam mendorong peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani. MBB merupakan korporasi yang dikelola dengan sistem yang lebih efektif dan menguntungkan dengan menyediakan layanan yang bertujuan untuk mendukung kemajuan dan kemakmuran petani.
“Apresiasi saya bagi BUMN dan Pemda yang telah berkolaborasi. Terima kasih Telkom Indonesia yang memiliki mitra binaan di sini. Melalui keberadaan MBB ini diharapkan para petani yang sebelumnya hanya sebagai penanam yang menghasilkan padi saja, harapannya juga bisa menjadi wirausaha yang unggul dan hidupnya lebih sejahtera. Keberadaan MBB ini harus kita jaga dan terus kita kembangkan,” ungkapnya.
Menteri Rini juga menegaskan, kehadiran MBB Sliyeg juga merupakan sebuah bentuk sinergi BUMN dalam mendorong peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani Sliyeg. MBB Sliyeg merupakan mitra bersama dengan kepemilikan saham mayoritas (51%)dimiliki oleh 7 BUMN yaitu BULOG, Danareksa, Pertamina, PTPN, RNI, PIHC dan PPI dan sisanya dimiliki oleh Perkumpulan BUMDes Bersama dan Perkumpulan Gapoktan (49%). Meski memiliki saham mayoritas, 80% keuntungan akan diserahkan kepada petani.
Digitalisasi sistem pertanian diinisiasi oleh PT Telkom bekerja sama dengan pemerintah daerah melalui empat siklus tanam, yaitu pra-tanam dengan penerapan asuransi usaha tani dan KUR yang merupakan wujud sinergi PT Jasindo, PT Askrindo dan Himpunan Bank Negara (Himbara).
Sementara itu, tahap tanam dengan penyediaan benih, distribusi pupuk dan pendampingan merupakan wujud sinergi PT Pupuk Indonesia, PT Syang Hiang Seri/SHS, PT Pertani (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Persero. Untuk tahap panen dengan penyimpanan hasil panen dan resi gudang dijalankan oleh PT Pegadaian dan tahap pasca panen berupa penjualan dan distribusi hasil tani, merupakan wujud sinergi Perum Bulog dan PT Pupuk Indonesia Pangan.
“Ini merupakan Sinergi BUMN dalam mendukung wirausaha petani utk meningkatkan kesejahteraan petani. Saya yakin petani di sini akan sejahtera dan saya akan terus mendorong BUMN-BUMN untuk terus bersinergi memberikan pelayanan terbaik bagi petani. Ini wujud dari peran BUMN sebagai agen pembangunan dan semoga semangat ‘BUMN Hadir Untuk Negeri’ juga dirasakan oleh para petani” tegas Rini.
Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, Alex J. Sinaga menambahkan, program layanan kewirausahaan petani dan digitalisasi sistem pertanian ini diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah yang dihadapi petani, seperti usaha skala kecil, daya tawar petani lemah, serta insentif petani yang tidak tepat dan tidak berkelanjutan.
Di BUMDes binaan Telkom ini, semua pelayanan dilakukan melalui sistem yang terintegrasi dengan kartu tani. Data ini nantinya juga menjadi acuan dari Kementerian Pertanian mengenai pertanian di Indramayu, khususnya di Kecamatan Sliyeg. Program Layanan Kewirausahaan Petani ini akan diterapkan di sembilan wilayah di Jawa Barat antara lain Indramayu, Karawang, Majalengka, Ciamis, dan Cianjur.
“Sistem digitalisasi pertanian yang dicanangkan sejak Maret 2017 ini menjadikan Indramayu sebagai kabupaten di Indonesia yang memiliki data pertanian matang. Kami berharap digitaliasi sistem pertanian bisa mendorong petani untuk memaksimalkan sistem dan mempermudah bisnis yang berkaitan dengan petani dan pertanian,” ungkapnya.
Sementara itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga memberikan dukungan kepada Telkom antara lain pemberian Kartu Tani di Kab Indramayu yang sudah dibagikan kepada petani sebanyak 39.776 petani dan khusus di Kecamatan Sliyeg sebanyak 2.993 petani.
Penyaluran KUR di Kab Indramayu telah mencapai 2.436 petani (dengan limit Rp80 M) dan khusus di Kec Sliyeg sebanyak 1.158 petani (dengan limit Rp30 M). Selain itu diberikan pula bantuan sarana dan pra sarana pendukung pertanian berupa truk dan motor viar kepada Gapoktan Kecamatan Sliyeg dan perbaikan irigasi serta bantuan lainnya.
Dalam kunjungan ini, Presiden dan rombongan juga berkesempatan meninjau Sentra Pengolahan Beras Terpadu (SPBT) milik Telkom Indonesia yang merupakan wadah yang dibangun untuk penyerapan dan pengolahan hasil panen petani. Di tempat ini dilakukan proses pengeringan gabah, penggilingan gabah dan pengemasan beras.
Program Padat Karya Tunai
Setelah mengunjungi SPBT, kunjungan pemerintah ke Kecamatan Sliyeg berakhir dengan tinjauan ke program padat karya tunai sebagai bentuk dukungan pemerintah bagi kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.
Program Padat Karya Tunai merupakan salah suatu program pemberdayaan masyarakat desa khususnya yang miskin dan marginal yang bersifat produktif dengan mengutamakan pemanfaatan sumber daya, tenaga kerja, dan teknologi lokal untuk memberikan tambahan upah/pendapatan, meningkatkan daya beli dan mengurangi kemiskinan.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden dan rombongan menyapa 450 warga yang terlibat dalam kegiatan ini, yang antara lain melakukan pembersihan saluran irigasi, perbaikan jembatan, pengecatan jembatan, perbaikan dan pegecatan pos pangkalan ojek, pembersihan tanggul dan pembuatan saluran tangkat irigasi, pembuatan pagar bambu di saluran irigasi serta pembelian bibit rumput dan bak sampah
“Semoga program ini memberikan manfaat bagi masyarakat dan petani. Saya terus memberikan dorongan bagi BUMN untuk terus memberikan dukungan nyata bagi perbaikan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat melalui padat karya tunai ini,” kata Rini. (win)