“Ketua Kompartemen Kehumasan dan Media BPP HIPMI 2013-2014 Yuliandre Darwis, terpilih sebagai Ketua Umum Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) periode 2013-2017. Alhasil Doktor lulusan Universiti Teknologi Mara (UiTM) Malaysia ini tampil menjadi Ketua Umum ISKI termuda sepanjang sejarah”
Jakrev.com- Hotel Pangeran Beach Padang, tampaknya menjadi tempat yang paling bersejarah dan selalu dikenang oleh Yuliandre Darwis. Pasalnya di tempat itulah, akhir tahun lalu, dirinya terpilih sebagai Ketua Umum ISKI periode 2013-2017 pada Kongres ke-VI yang kebetulan digelar di Kota Padang. “Sebagai ketua pelaksana, saat itu saya fokus untuk menyukseskan acara dan bukan ikut berkompetisi dengan kandidat yang lain,” ujar lelaki keharian 21 Juli 1980 an ini kepada Jakartareview.
Tapi takdir berkata lain, kendati hanya berstatus calon alternatif, 36 suara dari 42 suara peserta Kongres sepakat memilihnya menjadi Ketua Umum ISKI. Akhirnya Doktor lulusan Universiti Teknologi Mara (UiTM) Malaysia di bidang Mass Communication and Media Studies ini akhirnya terpilih menjadi Ketua ISKI mengalahkan tiga kandidat lainnya yaitu Pinky Triputra dari Universitas Indonesia, Andi Faisal Bakti, Guru Besar Universitas Islam Negeri Jakarta, dan Henry Subiakto, Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informasi.
Sejak awal lanjut Yuliandre, dirinya hanya ingin turut berperan membenahi organisasi di kepengurusan pusat ISKI. Karena sebelumnya Dosen Post Graduate London School of Public Relation (LSPR) ini telah menjabat Ketua ISKI Sumatera Barat. “Saya hanya membayangkan posisi Wakil Ketua atau Sekjen ISKI saja dan bukan Ketua Umum,” ujar sulung dari empat bersaudara buah hati dari Chairul Darwis dan Aidevita Rydas ini.
Kini setelah terpilih menjadi Ketua ISKI, dirinya ingin Ilmu Komunikasi bisa memberikan solusi untuk berbagai persoalan bangsa. Itulah tekad kami para praktisi dan akademisi komunikasi dari seluruh Indonesia yang berkumpul di sini,” kata putra dari Mantan Ketua Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Sumbar Chairul Darwis.
Menurutnya permasalahan yang dialami bangsa ini salah satunya adalah persoalan komunikasi. Selama ini komunikasi yang buruk menyebabkan banyak kebijakan yang diambil pemerintah tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat. Misalnya kebijakan menaikan harga Bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan oleh Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu. Akibatnya yang terjadi adalah kepanikan di tengah masyarakat, spekulan yang melakukan penimbunan dan kekuatan-kekuatan politik tertentu yang memperkeruh keadaan.
Contoh lainnya adalah pada saat Pertamina mengumumkan kenaikan harga gas elpiji 12 kg. Saat itu Pertamina, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara dan Presiden sendiri saling menyalahkan. Lagi-lagi ini semua bisa terjadi karena pemerintah saat ini tidak memiliki tata kelola komunikasi yang baik. Padahal tata kelola komunikasi yang baik tersebut sangat penting untuk menjembatani komunikasi antara pemerintah dengan rakyat. Dan tata kelola komunikasi tersebut akan disusun oleh Dewan Komunikasi Nasional. “Lembaga ini nantinya akan membuat konsep komunikasi yang menyeluruh,” tutur pria yang sempat terpilih menjadi Duta Muda Unesco untuk Indonesia di Paris pada tahun 2007 lalu.
Yang juga penting untuk dibenahi lanjut Yuliandre adalah sarana edukasi yang baik dalam penggunaan infrastruktur komunikasi. Fakta membuktikan dengan keberadaan Palapa Ring dan Plik, sarana informasi dan telekomuniasi di Indonesia saat ini sudah sangat cangih dan sudah menjangkau pelosok tanah air. Namun sayangnya infratruktur yang sudah sangat cangih tersebut tidak diimbangi dan didukung dengan sarana edukasi yang tepat. Akhirnya terjadi penyalahgunaan sarana komunikasi tersebut. Sekedar informasi tahun 2007 silam, Indonesia adalah peringkat 12 untuk pengunduh situs porno. Tapi di tahun 2013 posisi Indonesia melonjak menjadi nomer dua yang paling aktif mengunduh situs porno. “Memang akhirnya Kementerian Komunikasi dan Informatika mengeluarkan kebijakan pemblokiran situs-situs porno tersebut, tapi karena tidak dibungkus dengan sarana edukasi yang memadai, akhirnya kondisi tersebut nggak menolong juga,” terangnya.
Kemudian menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), ISKI mendorong sertfikasi tenaga ahli komunikasi. Ini penting, karena ISKI merupakan satu-satunya organisasi profesional yang mencakup seluruh bidang ilmu komunikasi interdisipliner. Saat ini, ilmu komunikasi telah menjadi bidang yang sangat diminati. Jumlah lembaga pendidikan tinggi yang membuka program studi komunikasi semakin meningkat. Ini disebabkan berkembangnya industri di bidang komunikasi di Indonesia. Selain itu, kalangan industri di berbagai bidang memahami aktivitas komunikasi bagi kelangsungan bisnis mereka. Sehingga, kebutuhan akan tenaga ahli di bidang komunikasi yang memiliki sertifikasi semakin meningkat. “cetusnya.
Lembaga Rating Alternatif
Salah satu program yang menarik dari Kepengurusan ISKI yang dipimpin oleh Yuliandre Darwis adalah gagasannya untuk mendirikan lembaga rating alternatif. Lembaga ini lanjutnya akan didirikan oleh ISKI bekrjasama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Dengan mengandeng KPI, ISKI akan melakukan riset kualitatif dalam mengembangkan rating alternatif tersebut.
Indonesia lanjut Yuliandre sangat dimanjakan oleh sarana hiburan yang komplet. Lihat saja, saat ini ada sebelas stasiun televisi nasional yang mengudara di Indonesia. Ini jumlah stasiun televisi paling banyak di dunia. Sayangnya program yang dihasilkan oleh stasiun televisi tersebut banyak yang tidak mendidik.
Demi mengejar rating, saat ini, masyarakat disajikan dengan materi siaran yang kurang bermutu. Media jarang yang berpikir untuk mencerdaskan masyarakat. Atas nama rating yang dikeluarkan oleh AC Nielsen, stasiun televisi lebih mengedepankan program-program yang tidak mendidik seperti sinetron, infotainment dan kuis. Karena itulah lembaga rating alternatif ini penting didirikan.
Selama ini AC Nielsen menjadi lembaga rating satu-satunya yang menterjemahkan program-program yang disukai publik. Dalam waktu dekat, kami akan melakukan pendekatan dengan pengiklan. Penggodokan sudah kami lakukan. ‘Mudah-mudahan tahun 2015 lembaga ini sudah bisa diluncurkan,” pungkasnya. (windarto)