DIDAKTIKANASIONAL

PPNI Terus Dorong Harmonisasi Kompetensi Perawat ASEAN

Reuni akbar alumni jurusan Keperawatan Poltekkes Kementerian Kesehatan (Kemkes) Jakarta III, Sabtu, 26 November 2016. (Istimewa)
Reuni akbar alumni jurusan Keperawatan Poltekkes Kementerian Kesehatan (Kemkes) Jakarta III, Sabtu, 26 November 2016. (Sigit Artpro)

Jakarta Review – Menghadapi era persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), kalangan perawat di Indonesia melalui organisasi PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) terus terlibat aktif dalam penyusunan standarisasi kompetensi perawat di ASEAN.

“Harmonisasi kompetensi perawat yang melibatkan 10 negara Asean terus kita lakukan agar standar kompetensi perawat kita juga diakui dunia,” kata Dr Prayetni, Dosen senior Poltekkes Kemenkes Jakarta III di sela reuni akbar Poltekkes Kemenkes Jakarta III jurusan Keperawatan, Sabtu (26/11).

Menurutnya ketika era MEA benar-benar berlaku untuk tenaga kerja, maka persaingan dengan perawat asing tidak bisa dihindari lagi. Perawat bisa bebas keluar masuk antar negara ASEAN.

“Jadi nanti pada 2020 perawat dari negara asing bisa kerja di Indonesia. Pun sebaliknya. konsekuensinya sejak saat ini harus persiapkan mutu dan kualitas perawat kita agar bisa menghadapi persaingan tersebut,” tuturnya.

Karena itu disamping harmonisasi kompetensi, PPNI juga terus menghimpun kekuatan dari dalam dalam arti para perawat itu sendiri.

Salah satunya menghimpun seluruh profesi perawat yang ada dalam satu wadah organisasi profesi yakni PPNI. Organisasi ini memiliki 21 himpunan seminat seperti persatuan perawat gigi Indonesia, persatuan perawat hemodialisa, persatuan perawat anestesi dan lainnya.

“Bergabungnya seluruh perawat dalam satu wadah akan memperkuat posisi tawar kita baik dalam hal perjuangan profesi maupun persoalan lain,” jelas Prayetni.

Kehadiran organisasi perawat sebagai wadah atau payung bernaungnya seluruh perawat Indonesia menjadi bagian penting untuk menyiapkan diri menghadapi era MEA. Baik dalam hal perjanjian kerja maupun penyusunan regulasi ketenaga kerjaan.

Kebutuhan Perawat Masih Tinggi

Terkait kebutuhan perawat, menurut Prayetni, selama masih ada pelayanan kesehatan, maka kehadiran perawat sangat penting dan strategis. Itu sebabnya pasar tenaga kerja perawat akan terus terbuka lebar.

“Rata-rata lulusan perawat tidak sampai nganggur. Bahkan banyak rumah sakit yang memesan tenaga perawat ke poltekkes sebelum lulus,” jelasnya.

Ia mengakui dari segi jumlah, lulusan perawat sudah mencukupi kebutuhan tenaga kerja domestik. Hanya saja alokasi atau distribusinya yang belum merata di seluruh Indonesia. Itu mengapa perawat diikut sertakan dalam program Nusantara Sehat yang diluncurkan Kemenkes. Tujuannya adalah agar kebutuhan perawat untuk daerah terpencil bisa terpenuhi.

Reuni akbar poltekkes Kemenkes Jakarta III itu sendiri diikuti lebih dari 300 orang alumni Poltekkes Jakarta III. Jumlah alumni diperkirakan mencapai lebih dari 6000 orang. (win)

Back to top button