DIDAKTIKA

UKI Berpartisipasi dalam PKM Kampus Merdeka Smart Village di Desa Kademangan Cianjur

UKI Berpartisipasi dalam PKM Kampus Merdeka Smart Village di Desa Kademangan Cianjur. (dok: UKI)

Jakarta Review, Jakarta – Menggandeng komunitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di desa Kademangan Cianjur, yang dikomandani oleh Bapak Lili Suherli, Universitas Kristen Indonesia (UKI) beserta Universitas Trisaksi, Universitas Kristen Krida Wacana, Universitas Mohammad Husni Thamrin serta STMA Trisakti, mengadakan pelatihan dan pendampingan digital marketing. Selain pengenalan mengenai digital marketing, pada kegiatan ini juga disosialisasikan mengenai transaksi pembayaran dengan QRIS.

Acara yang berlangsung di Kantor Desa Sukamanah pada tanggal 23 – 24 Oktober 2024 dihadiri oleh 20 UMKM, yang terdiri dari UMKM yang bergerak dibidang kuliner dan kerajinan tangan.

Tema kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) kali ini ialah, ‘Smart Economy: Pelatihan dan Pendampingan Digital Marketing pada Pelaku UMKM Desa Kademangan , Kecamatan Mande, Cianjur Jawa Barat.’

Kegiatan ini merupakan bagian dari PKM Kampus Merdeka SMART Village dan diharapkan masyarakat di Desa Kademangan terutama pelaku UMKM dapat merasakan manfaat dari kegiatan pelatihan dan pendampingan ini.

Ketua Pelaksana Kegiatan PKM, Ir. Wawan Kurniawan MT., mengatakan bahwa melalui kegiatan ini diharapkan UMKM dapat memanfaatkan media digital yang sudah semakin berkembang. Senada dengan Ketua Pelaksana Kegiatan, Ketua Forum UMKM Kecamatan Mande, Yayan juga menyampaikan bahwa kegiatan yang digagas 5 universitas beserta LLDIKTI Wilayah 3 ini diharapkan dapat bermanfaat untuk Komunitas UMKM Desa Kademangan.

Pelatihan pada kegiatan ini dibawakan oleh Dosen Prodi Analisis Keuangan Fakultas Vokasi UKI,  Dr. Ir. Edison Siregar, M.M. dan Riwandari Juniasti, S.Pd., M.M. yang masing-masing membawakan materi Digital Marketing untuk UMKM dan Transaksi Pembayaran dengan QRIS.

Riwandari mengatakan bahwa hampir semua UMKM yang hadir telah mengetahui mengenai QRIS namun masih enggan menggunakan QRIS. “Keengganannya disebabkan karena merasa susah dalam pengurusannya, ada biaya potongan serta dana tidak langsung masuk di rekening, padahal diperlukan untuk modal usaha,” jelas Riwandari.

“Selain itu yang pernah menggunakan QRIS mempunyai pengalaman buruk yaitu dananya tidak masuk dan tidak tahu harus mengurusnya, apalagi tidak mempunyai bukti foto transaksi tersebut. Setelah mendapatkan penjelasan yang lebih lengkap mengenai manfaat transaksi dengan QRIS diharapkan UMKM yang hadir semakin lengkap pemahamannya dan mau bertransaksi dengan menggunakan  QRIS,” ujarnya.

“Mengenai digital marketing ini juga sebenarnya bukan hal yang baru bagi para UMKM, karena semua sudah mengetahui berbagai macam sosial media seperti Facebook, Instagram dan Tiktok. Namun mereka masih enggan menggunakan, karena secara permodalan juga terbatas sehingga merasa belum siap jika mendapatkan pesanan. Sosial media hanya digunakan untuk melihat-lihat produk lain dan mencari inspirasi,” ungkap Edison.

Arya Gina Tarigan, S.E., M.M. sebagai Ketua Pelaksana dari Perguruan Tinggi UKI dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa pada kegiatan pendampingan hampir seluruh UMKM melakukan aktivasi untuk digital marketing. Para mahasiswa yang ikut serta dalam kegiatan tersebut membantu mengaktivasi melalui aplikasi Shopee, Tiktok, Tokopedia serta platform lainnya.

Related Articles

Back to top button