Jakarta Review – PT Adhi Karya (Persero) Tbk emiten kontruksi berskala nasional mendapatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp11,4 triliun hingga Oktober 2016. Capaian tersebut setara dengan 63 persen dari target kontrak baru perseroan yang nilainya sebesar Rp17,9 triliun hingga akhir 2016.
“Pertumbuhan kontrak baru Adhi Karya hingga Oktober tersebut mengalami peningkatan sebesar 8,2 persen bila dibanding periode yang sama tahun lalu,” ungkap Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto, dalam keterangan persnya yang diterima Jakarta Review, pada Jumat 25 November 2016.
Menurutnya, kontribusi per lini bisnis yang diperoleh Adhi Karya dari kontrak baru hingga Oktober tersebut masih didominasi oleh bisnis konstruksi dengan porsi sebesar 86,6 persen dan sisanya, lini bisnis lainnya.
Sementara itu, berdasarkan dana yang diperoleh, Budi mengakui kontrak baru masih kecil dari swasta yaitu sebesar 25,4 persen, kemudian Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan APBD sebesar 34,9 persen dan dari BUMN masih terbesar yaitu sebesar 39,7 persen.
“Sedangkan pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek gedung sebanyak 46,6 persen, proyek jalan dan jembatan sebesar 23 persen, sedangkan proyek dermaga serta infrastruktur lainnya sebesar 30,4 persen,” jelas Budi.
Sedangkan untuk, awal November 2016, Budi menambahkan pihaknya juga telah mendapatkan sejumlah proyek baru dari Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta, dengan waktu pelaksanaan proyek selama 392 hari.
Proyek tersebut, adalah proyek konstruksi terintegrasi design and build pembangunan underpass Mampang-Kuningan sebesar Rp202,2 miliar. (win)