
Jakarta Review – Minimnya buku akademik bermutu yang ditulis oleh akademisi Indonesia adalah masalah klasik perguruan tinggi di tanah air. Apalagi buku teks mengenai Ilmu kedokteran. Padahal, buku akademik adalah pondasi kehormatan sebuah institusi bernama perguruan tinggi. Menyadari kondisi tersebut Prof.Dr.Med.dr.Frans Santosa selalu tertantang untuk menuangkan hasil penelitiannya kedalam sebuah buku. Hasilnya, Kamis, 8 Desember 2016 lalu Guru Besar Angiologi Vaskuler FK Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ) tersebut kembali meluncurkan buku tentang penanganan penyakit jantung koroner.
Buku yang diluncurkan adalah State of the art Treatment of Coronary Heart Disease dan State of the art Treatment of Hearth Failure. Kedua buku tersebut ditulis bersama dengan Prof Dietrich Strodter dan diterbitkan oleh UNIMED Verlag AG, Bremen, Jerman dalam bahasa Inggris.
“Buku State of the art Treatment of Coronary Heart Disease adalah buku edisi kedua atau revisi dari buku yang pernah terbit sebelumnya di tahun 2011. Buku ini menjelaskan tentang penanganan penyakit jantung koroner, Sementara State of the art Treatment of Hearth Failure adalah buku tentang penanganan penyakit payah jantung (jantung lemah),” ujar Dokter lulusan Ilmu Kedokteran Vaskuler di Department of Angiology, University Hospital, di Essen, Jerman ini kepada Jakarta Review.
Turut hadir dalam acara peluncuran buku tersebut Prof.Ir.Eddy S.Siradj (Rektor UPN Jakarta), Dr. Mariono Reksoprodjo (Dekan FK UPN Jakarta), Prof.Dr.Med.dr.Puruhito (Guru besar dan Mantan Rektor Universitas Airlangga), Prof.dr.H.Ali Sulaiman (Guru Besar FK-UI), Prof.Dr.Komarudin Hidayat, Prof.Dr.Hermawan Sulistyo, Prof. Dr.TB Ronny Nitibaskara. Selain itu hadir pula tamu undangan lainnya seperti, Prof Dr.dr. Agus Purwadianto (Ketua IDI), Prof.Dr. Fahmi Idris (Dirut BJPS Kesehatan), Prof.Ir.Purnomo Yusgiantoro (Mantan Menteri ESDM dan Menteri Pertahanan), , Jenderal (Pur) TNI Moeldoko (Mantan Panglima TNI), Trimedya Panjaitan, Panda Nababan, Permadi, Abubakar Alhabsyi serta undangan lainnya.
Aktif Menulis Buku
Membaca dan menulis sejatinya adalah hobi dari suami dari Drg. Ratna Djojokusumo ini. Karena itu tak heran, di sela kesibukannya mengajar dan menjalankan praktek dokter,Direktur Jakarta Vascular Centre ini masih sempat menuangkan hasil pemikirannya kedalam sebuah buku.
“Saya memang hobi membaca dan menulis,” tuturnya.
Nah kehadiran dua buku terbaru ini menambah panjang deretan buku ilmiah yang pernah ditulis olehDirektur Jakarta Vascular Centre ini. Berdasarkan CV yang diterima Jakarta Review, Ayah 3 anak ini setidaknya sudah menulis 28 buku ilimiah. Ini belum termasuk karya ilimiah lain berupa jurnal dan makalah seminar.
Ketekunannya menulis buku berbuah manis. BukuState of the art Treatment of Coronary Heart Disease edisi pertama yang laris diserap pasar akhirnya diganjar penghargaan Nobel dariKomunitas Nobel Indonesia (KNI).
Pada akhirnya ia berharap lebih banyak dokter yang membaca kedua buku terbarunya. Apalagi informasi yang ada kedua buku tersebut dimuat berdasarkan penelitian ilmiah yang sudah dibuktikan (evidence based). Bukan kata orang atau testimoni mbah surip.
“Kehadiran kedua buku ini saling melengkapi, karena keduanya menyajikan sebuah metode pengobatannya yang benar beserta obat-obatan pendukung dalam pengobatan pengakit jantung. Dan informasinya semuanya berbasis penelitian ilmu kedokteran evidence based. Karena itu tak heran buku ini kini telah menjadi salah satu buku referensi wajib para dokter yang hendak mengambil spesialisasi penyakit jantung di berbagai negara Eropa, khususnya Jerman. Namun semuanya kembali terpulang kepada dokter itu sendiri. Boleh nurut boleh juga tidak. Yang jelas saya hanya ingin berbagi pengetahuan bahwa ada cara seperti ini. Jangan takut kalau memang benar. Selama tindakan benar sesuai yang disarankan dunia kedokteran dan pengobatannya murah, aman dan ampuh, Ya ojo wedi,” tandas salah satu tim dokter yang baru-baru ini ikut memeriksa ketiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. (win)