Wagub Papua Barat: Sebaiknya PON XX Tahun 2020 Digelar Bersama Antara Papua dan Papua Barat
Jakarta Review – Pelaksanaan PON ke XX baru akan digelar 4 tahun yang akan datang pada tahun 2020. Tapi jauh-jauh hari dari sekarang, Wakil Gubernur Papua Barat Irene Manibuy kembali memunculkan gagasan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) bersama oleh dua provinsi.
“Mumpung masih ada waktu, ada baiknya pada tahun 2020 mendatang PON ke XX diselenggarakan tidak hanya oleh satu provinsi saja dalam hal ini Papua, tetapi juga kami Papua Barat mendapat peran sebagai penyelenggara juga untuk beberapa cabang olahraga,” tuturnya kepada Jakarta Review pertengahan Oktober lalu.
Menurutnya disaat pemerintah terus berupaya meningkatkan pemerataan pembangunan pada segala bidang di setiap provinsi, dimana pembangunan di bidang olahraga ada didalamnya, maka penyelenggaraan PON oleh dua provinsi adalah kebijakan yang sangat positif. Di antaranya demi pemerataan pembangunan olahraga di daerah-daerah.
“Indonesia saat ini ada 34 provinsi, nah kalau PON hanya digilir di satu provinsi saja, maka daerah yang sama baru punya kesempatan menjadi tuan rumah pada 124 tahun mendatang. Sementara kalau dilaksanakan di dua provinsi maka rotasinya menjadi lebih singkat,” tuturnya kepada Jakarta Review pertengahan Oktober lalu.
Selain itu lanjut Irene penyelanggaraan PON di dua provinsi juga akan meminimalisir beban anggaran yang harus dikeluarkan oleh satu daerah. Pasalnya beban penyelenggaraan akan bisa ditekan karena akan ditanggung bersama oleh kedua provinsi.
Irene menambahkan penyelenggaraan PON bersama antara Papua dan Papua Barat akan menimbulkan efek yang positif tidak saja dalam hal meringankan beban untuk saudara kami dari Provinsi Papua, tapi sekaligus juga akan menjadi pesan positif bagi dunia bahwa Papua itu tetap satu walaupun kini sudah terbagi dalam 2 provinsi.
Sekedar informasi wacana penyelenggaraan PON bersama antara dua provinsi sejatinya bukanlah hal yang baru, pasalnya hal tersebut sudah dimunculkan saat Wismoyo Arismunandar menjabat sebagai Ketua KONI (1997-2003). Wacana yang sama kembali dikemukakan oleh penggantinya Tono Suratman terutama karena banyaknya daerah yang mengajukan diri sebagai tuan rumah PON. (win)