Jakarta Review – Sepanjang Bulan Mei 2015 ini, perusahaan asuransi Garda Oto melaksanakan program “Goes to School” bertema Always Drive Safely & Insurance is Lifestyle. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka mensosialisasikan kampanye aman berkendara, dan juga sebagai dukungan terhadap global road safety week yang diinisiasi oleh WHO dan PBB. Sementara bentuk kegiatannya dikemas dalam segi edukasi yang ringan dan menyenangkan bagi anak-anak SD.
Sekedar informasi Garda Oto Goes to School ini terlaksana atas kerja sama dengan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya dan beberapa komunitas seperti Daihatsu Taruna Club, Avanza Xenia Indonesia Club, Mitsubishi Outlander Sport Indonesia, Veloz Owner Club.
Untuk awalnya, program rutin ini telah dimulai pada 5 Mei 2015 di SD Islam Muhammadiyah 32, Rawamangun – Jakarta Timur. Setelah itu akan ada beberapa sekolah lagi yang turut dikunjungi Garda Oto adalah SD Muhammadiyah 24 Jakarta Timur, SD Tarakanita, SD Yakobus, SD Belarminus, dan SD Al-Azhar Jakarta Pusat.
Iwan Pranoto Communication & Event Manager Asuransi Astra Garda Oto mengatakan, selama ini sekitar 80 persen kasus kecelakaan yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh faktor mentalitas dan sikap buruk pengendara. Dan dari sikap buruk itu, yang terbanyak adalah cara mengendara atau mengemudi yang agresif.
“Mengemudi agresif itu artinya mengendara atau mengemudikan kendaraan dengan cara sembrono, menyalip atau memotong jalur dengan semaunya, tancap gas tidak pada tempatnya tanpa mengindahkan orang lain. Intinya tak hirau dengan kondisi dan situasi,” ujarnya di sela acara Garda Oto Goes To School, di SD Tarakanita Jakarta Selatan, (8/5/15).
Cara mengemudi yang agresif di jalanan, khususnya Jakarta dan sekitarnya yang kondisi lalu lintasnya padat kerap berujung pada kecelakaan. Memang, kasus kecelakaan yang dimaksud bukan hanya kasus tabrakan dengan akibat fatal dan menimbulkan korban luka atau meninggal pada seseorang.
“Kecelakaan yang dimaksud bisa berupa terjadi serempetan, mobil menabrak pembatas jalan, tiang listrik, dan lain-lain sehingga mobil mengalami kerusakan berat maupun ringan,” tuturnya.
Iwan menambahkan, mengemudi dengan agresif merupakan bagian dari mentalitas dan sikap berkendara yang buruk. Mentalitas dan sikap sembrono itu termasuk lalai mengecek rem, tekanan ban, tak menggunakan sabuk pengaman, tak memakai helm saat mengendarai motor.
“Bahkan termasuk penggunaan lampu hazard yang tak tepat, tidak tepat menyalakan lampu sein, dan cara mendahului kendaraan lain yang salah,” paparnya.
Melihat fakta seperti itu dalam rangka kampanye keselamatan dan kenyamanan berlalu lintas di jalan, Garda Oto juga menggelar workshop tentang defensive driving. Acara yang dilakukan bersama lembaga Tehe Real Driving Center itu, digelar berbarengan dengan acara Garda Oto Goes To School ke sejumlah sekolah dasar.
Dalam acara itu selain memberikan pelatihan dan pemahaman cara berlalu lintas yang baik dan benar kepada siswa sekolah dasar dan orang tua mereka. (win)