LIFESTYLEREHAT

Kemenkes Tinjau Fasilitas Produksi Obat Herbal Milik PT.SOHO Global Health

Kemenkes Fasilitasi Kunjungan Perwakilan Dokter dari 25 Provinsi ke Fasilitas Produksi Obat Herbal Milik PT SOHO Global Health. (sitimewa)
Kemenkes Fasilitasi Kunjungan Perwakilan Dokter dari 25 Provinsi ke Fasilitas Produksi Obat Herbal Milik PT SOHO Global Health. (sitimewa)

Jakarta Review – Tradisi minum jamu untuk kesehatan sudah dikenal masyarakat di Indonesia sejak dahulu kala. Tradisi ini kemudian dikembangkan menjadi obat herbal dalam berbagai bentuk, mulai tablet, kapsul, sachet, puyer, dan lainnya lewat beragam studi mengenai keamanan, mengenai kualitas dan mengenai khasiat.

Studi ilmiah ini dapat dilakukan pada tingkat bio molekuler atau sel, pada binatang percobaan maupun pada manusia dengan standar yang ketat. Obat herbal yang dikembangkan dengan studi ilmiah disebut dengan obat herbal terstandar atau yang lebih tinggi disebut obat fitofarmaka, tergantung pada tingkat studi ilmiah yang dilakukan terhadap obat tersebut.

Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 menunjukkan, 30 persen rumah tangga di Indonesia memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional, di antaranya 77 persen memanfaatkan jenis pelayanan kesehatan tradisional keterampilan tanpa alat, dan 49 persen memanfaatkan ramuan.

Sementara itu, hasil Riskesdas 2010 menunjukkan, 60 persen penduduk Indonesia di atas usia 15 tahun menyatakan pernah minum jamu, dan 90 persen di antaranya menyatakan merasakan manfaat dari minum jamu tersebut.

Mengingat banyaknya penduduk Indonesia yang mengkonsumsi jamu tersebut, maka penting menjamin pemakaian jamu atau obat herbal yang memenuhi kaidah. Kaidah tersebut dirumuskan dalam istilah empat tepat dan satu waspada (4T+1W), yaitu, tepat penggunaan, tepat pemakain, tepat obat herbal, tepat dosis dan cara pemberian dan waspada efek samping.

Dalam rangka pengembangkan tradisi jamu menjadi obat herbal 4T+1W tersebut, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merasa perlu memberikan pelatihan dan peningkatan kapasitas dokter dalam pelayanan Medik Herbal. Kemenkes lalu memfasilitasi 25 dokter dari 25 provinsi di Indonesia untuk meninjau langsung fasilitas Research and Development, serta fasilitas produksi obat herbal dengan standar mutu tinggi PT.SOHO Global Health, Jalan Pulogadung 6 Kawasan Industri Pulo Gadung, Senin (30/1/2017).

Sekedar informasi dalam memproduksi produk herbalnya, PT. SOHO Global Health mengembangkan pendekatan yang disebut dengan Seed to Patient, di mana tujuannya adalah memastikan proses pengembangan, mulai dari bibit atau seed sampai menjadi obat yang diterima pasien atau konsumen dilakukan dengan proses yang ketat sehingga menghasilkan produk berkualitas tinggi secara konsisten.

Untuk menjamin penggunaan metode tersebut secara ketat, PT. SOHO Global Health mendirikan SOHO Centre of Excellence in Herbal Research (SCEHR). SCEHR didirikan di Sukabumi pada tahun 2015 lalu. Di fasilitas ini, SOHO melakukan riset pengembangan herbal, di mana Temulawak (Curcuma Xanthorriza) menjadi salah satu fokusnya.

“Sebagai salah satu produsen obat herbal dalam negeri kami berharap dapat turut memberikan kontribusi dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional, antara lain dapat dimasukannya obat herbal dalam formularium nasional dan Global Health dan turut serta berpartisipasi aktif dalam membangun kemandirian bangsa dalam obat herbal yang bermutu, sesuai dengan program pemerintah, terutama PP 6/2016,” tandas Executive Vice President Supply and Operations, SOHO Global Health Made Dharma Wijaya. (win)

 

Back to top button