ETALASEREHAT

Kenali Beda Sinusitis dan Rhinosinusitis

Spesialis Anak dari RS Mitra Keluarga Kelapa Gading dr Isabella Riandani SpA saat menerima penghargaan usai tampil sebagai pembicara pada acara SOHO #BetterU "Kupas Tuntas Rhinitis Pada Anak" di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (19/12/2016).  (Sigit (Artpro)
Spesialis Anak dari RS Mitra Keluarga Kelapa Gading dr Isabella Riandani SpA saat menerima penghargaan usai tampil sebagai pembicara pada acara SOHO #BetterU “Kupas Tuntas Rhinitis Pada Anak” di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (19/12/2016). (Sigit (Artpro)

Jakarta Review – Kebanyakan orang tua, sering mengira sang anak terkena sinusitis jika terus-menerus pilek setiap hari tanpa henti. Padahal, sebenarnya anak kita belum tentu mengalami sinusitis jika kasusnya belum parah. Demikian pemaparan Spesialis Anak dari RS Mitra Keluarga Kelapa Gading dr Isabella Riandani SpA pada acara SOHO #BetterU “Kupas Tuntas Rhinitis Pada Anak” di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (19/12/2016).

Menurutnya, pada umumnya anak-anak hanya mengalami penyakit rhinosinusitis. Namun sayangnya, tak sedikit orangtua yang menyadari pentingnya mengetahui penyakit ini dengan sigap.

“Rhinosinusitis berasa dari kata rhinitis yang berarti radang pada mukosa atau pilek. Ditambah dengan sinusitis yaitu radang pada sedikitnya satu sinus paranasal di dalam rongga ruang kepala,” tuturnya.

Saat anak terserang penyakit rhinosinusitis lanjutnya, biasanya anak akan mengalami hidung meler, hidung tesumbat di malam hari, bersin, hidung gatal, nyeri di wajah, hingga adanya gangguan hidung dan tenggorokan lainnya. Namun demikian, anak-anak baru bisa dikategorikan mengalami rhinosinusitis, saat gejala-gejala tersebut menetap lebih dari 12 minggu. Kemudian jika tak kunjung sembuh, anak harus cek ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Adapun penyebab rhinosinusitis adalah karena infeksi virus, bakteri, non alergi seperti bau-bau yang kuat, asap rokok, makanan, stres, dan lainnya. Ditambah lagi pemicunya alergen dari tungau, debu, spora jamus, bulu hewan dan susu sapi.

“Pemicu paling banyak dari rhinosinusitis yaitu karena alergi sebesar 43 persen. Anak-anak biasanya karena alergi bulu hewan seperti kucing, kelinci, anjing, atau hamster,” jelasnya.

Dalam presentasinya Isabella juga menjelaskan perbedaan antara penyakit sinusitis dan rhinosinusitis.

Pada dasarnya rhinosinusitis hampir sama gejalanya dengan sinusitis, namun sebenarnya ada bedanya. Misalnya pada saat rhinosinusitis anak-anak akan mengeluarkan cairan bening dari hidungnya. Sementara sinusitis, anak-anak akan mengeluarkan lendir kuning kehijauan yang sudah kental, tandasnya. (win)

 

Back to top button