“Berbicara mengenai industri otomotif nasional, maka tak lengkap rasanya jika tak menyebut merek Toyota. Melalui tangan dingin seorang Johnny Darmawan, mobil asal Jepang ini berhasil meraih reputasi tinggi. Tak ayal, kini PT. Toyota Astra Motor (TAM) menjadi perusahaan otomotif tersukses di Indonesia”
Kesuksesan Toyota menjadi pilihan merek mobil pertama di Indonesia diperoleh bukan cuma semalam. Hasil tersebut didapat berkat kerja keras seluruh karyawan di bawah perusahaan. Sukses itu dimulai saat nama besar Toyota masuk ke Indonesia, hingga ketika menghadapi masalah besar krisis tahun 1997-1998. Namun Toyota cukup beruntung, lantaran mereka mempunyai seorang Johnny Darmawan. Sehingga nama Toyota di Indonesia bisa sangat disegani seperti sekarang.
Pertanyaannya, apa saja yang dilakukan oleh sosok seorang Johnny Darmawan yang membuat Toyota bisa melejit dari sisi strategi, konsep produk dan pemasaran?. Nah melalui buku bertajuk “Rahasia Reputasi Toyota Indonesia”- inilah peran CEO yang memimpin PT Toyota Astra Motor periode 2002-2014, bisa kita temukan.
Di bawah komando Johnny, Toyota berhasil merebut hati konsumen Indonesia, dibuktikan dengan raihan pangsa pasar terbesar sepanjang sejarah perusahaan mencapai 39 persen. Selain itu sosok JD, begitu ia akrab disapa, memegang peranan penting dalam menjembatani kepentingan prinsipal, Toyota Motor Corporation (Jepang) dan kebutuhan pasar otomotif Indonesia.”Johnny Darmawan yang bisa melakukan pendekatan, mengajak, dan meyakinkan pihak Toyota untuk bisa berinvestasi lebih besar di sini dan menjadikan Indonesia sebagai basis industri otomotif,” tulis Sofjan Wanandi, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia, dalam buku ‘Rahasia Reputasi Toyota Indonesia: Peran CEO sebagai Ujung Tombak Perusahaan’, yang dibahas dalam bedah bukunya oleh Perhumas, di Jakarta, Selasa (15/7/2014).
Salah satu kiat JD dalam mengembangkan Toyota adalah mengembangkan pola pemasaran Word of Mouth atau dari mulut ke mulut. Hingga kini, inilah cara yang dianggap paling efektif dan ampuh. Karena jika orang puas terhadap sebuah produk, biasanya dia akan menyarankan produk itu ke orang sekitarnya. Dengan demikian, konsumen secara tidak langsung telah menjadi brand ambassador perusahaan.
Utuk meningkatkan citra, JD bahkan sampai turun ke departemen PR. Dia ingin kampanye, sales promotion hingga PR harus efektif dengan reasonable price. Singkatnya, adalah dengan membuat program kampanye yang low cost tapi high impact. Akhirnya keluarlah strategi direct communication. Kala itu, Johnny menuntut departement PR Toyota agar ada berita tentang Toyota di media massa, bukan hanya di Jakarta, tapi juga di daerah. Hal ini dimaksudkan agar tercipta persepsi bahwa Toyota ada dimana-mana.
Semua strategi tersebut dirangkum dalam 9 langkah. Kesembilan jurus tersebut adalah, pertama, menjadi bagian hidup keseharian, kedua, mempermudah yang sulit, ketiga, menjadi solusi tiap saat, keempat, ada pada saat dibutuhkan, kelima memberikan Inovasi, keenam, ada di manapun konsumen berada, ketujuh, menyiapkan kader – kader industri otomotif, kedelapan, memajukan Indonesia dengan gaya Indonesia dan Ilmu orang ketiga khas Toyota. Dan terakhir “Biar hanya orang Toyota saja yang tahu,” terang Johnny sambil tersenyum.
Tampaknya buku ini mengajarkan bahwa reputasi seorang CEO berdampak besar bagi perusahaan di mata konsumen karena posisinya sebagai brand ambassador dari perusahaan yang dipimpinnya, kata praktisi public relation Agung Laksamana.“CEO itu bagian dari ekuitas perusahaan. Apa kita mau beli produk dari perusahaan yang CEO-nya bermasalah?” ujar Agung.
Menurutnya membangun kepercayaan dalam dunia bisnis merupakan faktor kunci untuk menjaga kelanggengan bisnis. Dikatakannya, untuk mendapatkan reputasi yang baik sebagai seorang CEO perusahaan tidaklah mudah sehingga kepercayaan yang didapat dari berbagai relasi dan konsumen haruslah dijaga dengan baik.“Seperti yang pernah dikatakan pengusaha AS, Warren Buffet, it takes 20 years to build a reputation and five minutes to ruin it,” pungkasnya. Windarto