Arief Prasetyo Adi: Geliat Food Station Urus Ketersediaan Beras Jakarta
Kombinasi antara manajemen stok yang baik dan keberanian memutus praktek bisnis illegal membuat PT Food Station Tjipinang Jaya kini mulai menggeliatkearah yang benar. Menjaga ketersediaan pasokan beras untuk warga Jakartadengan harga yang wajar-pun menjadi sebuah keniscayaan.
Jakarta Review – Asal dikelola dengan manajemen yang benar, urusan menjaga ketahanan pangan warga Jakarta khususnya untuk komoditi beras sesungguhnya bukanlah hal yang sulit. Nah keyakinan itulah yang dirasakan pada sosok Arief Prasetyo Adi Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya saat ini.
Diangkat sebagai dirut dalam perhelatan RUPS perseroan akhir September tahun lalu, Alumni SMA Negeri 1 Jakarta ini langsung ngebut melakukan pembenahan perusahaan. Sejumlah praktek bisnis yang tidak benar namun telah berjalan lama di perusahaan seketika itu juga langsung dihentikan.
Arief memang tidak punya waktu lama untuk melakukan pembenahan. Karena itu tiga bulan pertama sejak menjabat sebagai dirut, dirinya langsung melakukan pembenahan organisasi. Selain itu praktek dari pihak-pihak tertentu yang selama ini terbiasa mengutip uang di perusahaan pun diamputasi. Kalau dulu orang ngutip Rp100-200 perak per kilo, bayangkan kalau itu dikali 7000-10.000 ton, apa nggak besar nilainya. Nah inilah yang membuat harga jadi nggak bagus. Tapi tenang, sekarang orang-orang seperti itu sudah nggak ada lagi. Dan kalau masih nekat juga, pilihannya cuma satu. Langsung kita pensiun dinikan,ujarnya.
Tak lupa, sistem pengadaan pun ikut dia benahi. Karena itu, dirinya nggak bisa menerima saat menemukan adanya orang yang sama pada bagian pembelian dan penjualan. Ini nggak boleh dibiarkan terus, dan harus dibereskan. Karena kalau tidak ini sama halnya dengan membiarkan ada perusahaan dalam perusahaan.
Selain itu dulu sistem pembelian dan penjualan juga berantakan. Karena nggak ada PO (Purchasing Order) dan DO (Delivery Order) nya yang jelas. Nah sekarang untuk urusan ini semuanya akan kita arahkan menggunakan IT. Masa sekelas BUMD yang usianya sudah 43 tahun. Food Station seharusnya sudah bisa lari kencang. Karena itu saya jadi maklum, kalau pada saat RUPS kemeran mengganti semua direksi dan komisaris dalam satu paket. Prinsipnya kita akan masukan standar swasta kesini, ungkapnya.
Yang lebih gila lagi, saat ini dirinya terpaksa mengalokasikan uang sebesar Rp4 miliar untuk mengaktifkan sertifikat lahan kantor yang sudah mati selama 25 tahun. Nah saat ini kami sedang mencari harga terbaik dari notaris. Lagi-lagi pertanyaannya kok bisa. Jadi kemaren mereka ngapain aja, cetusnya.
Menyangkut menajemen stok, dirinya juga sudah melakukan beberapa langkah terobosan. Kebutuhan beras di Jakarta itu minimal 30 ribu ton minimal. Karena itu kalau yang masuk ke Cipinang dibawah 25 ribu ton lalu yang masuk per harinya dibawah 2000 kg, ini sudah menjadi alert buat kita. Sehari in out 3000 ribu ton. Idealnya stok 30,000 ton, dalam sebulan. Diatas itu angkanya berarti lebih bagus lagi. Kalau Cipinang punya stok sebesar ini, berarti Jakarta aman, paparnya.
Namun selain itu lanjutnya masih ada indikator lain. Tahun ini kita sudah tahu lokasi panen ada di daerah mana saja termasuk juga daerah yang paceklik. Maret sampai April kosong beras serapan. Nanti bulan Mei-Juni baru panen lagi. Harusnya pada saat panen kita serap (beli) sebanyak-banyaknya. Gunakan teknologi yang ada sehingga kadar kekeringannya baik (kadar air nggak lebih 12-14 persen) sehingga bisa distok hingga sekian lama. Dengan demikian berasnya bisa digunakan untuk sepanjang tahun, tuturnya
Untuk menjamin stabilitas pasokan, kita juga harus menjaga pasokan dari daerah seperti Karawang, Subang, Cirebon, Pandeglang. Apalagi keempat daerah tersebut selama ini merupakan ring satu pemasok beras ke Jakarta. Ini tanpa melupakan pasokan dari daerah lain seperti Makasar, Sidrap dan Lampung. Kebetulan kita juga sudah menjajaki pasokan beras dari sana. Mereka (Lampung) bilang stok di Cipinang 40 persennya dari sana. Benar tidaknya silahkan cek sendiri. Yang jelas saat ini pasokan beras kita banyak berasal dari Karawang dan Cirebon. Ya Jawa Tengah dan Jawa Timur lah, tandasnya.
Dengan menjaga hubungan baik dengan daerah ring satu. Itu artinya kami sudh melakukan upaya mengontrol ongkos distribusi (distribution cost). Selain dengan daerah pemasok, yang juga tak kalah penting adalah menggandeng Bulog dan para pedagang beras yang berjualan disini. Dengan demikian pertahanan kita semakin kuat dalam menjaga pasokan beras untuk warga Jakarta. Jangan lupa beras itu time plantnya panjang dan bisa distok. Beda dengan sayur mayur. Jadi nggak ada masalah, kalau ada masalah berarti orangnya yang bermasalah. Misalnya orang yang suka ngutip-ngutip tadi,
Karena itu lanjut Arief untuk menjaga pasokan beras, kita harus bisa buat one year plan. Nah inilah yang dilakukan oleh pihak Swasta. Mereka pada umumnya pada bulan September kemaren sudah selesai perencanan setahun kedepannya. Dengan demikian kedepan mau ngapain aja sudah tahu.
Dengan upaya pembenahan sistematis tersebut, Food Station akhirnya relatif berhasil menjaga harga beras di tingkat yang wajar. Ini penting untuk dilakukan karena hingga kini fluktuasi harga beras masih menjadi pemicu kenaikan inflasi di Jakarta. Yang diukur salah satunya adalah beras sebagai bahan pokok. Hingga kini beras di Jakarta aman, beras stabil nggak ada gejolak seperti tahun lalu. Tahun lalu ramai sekali. Padahal tahun ini ada el nino, panen mundur jadi kondisinya nggak enak semua. Itu berarti keputusan meminta bantuan Bulog sebesar 75 ton pada Oktober lalu adalah hal yang tepat. Pangan itu nggak bisa mendadak. Kalau perlu Desember jangan carinya di Desember juga. Sudah pasti mahal kalau mendadak. Ini juga yang terjadi kalau untuk kebutuhan Juli baru kita siapin di bulan Juni. Sudah pasti nggak mungkin harganya murah. Itu makanya saya jadi paham kenapa Gubernur meminta orang-orang profesional masuk ke BUMD. Kelihatannya supaya orang di BUMD berubah kulturnya, jelasnya.
Selain urusan perdangan beras, nggak banyak orang tahu bahwa PT Food Station Tjipinang Jaya dapat melaksanakan fungsi bisnis logistik yang meliputi perdagangan, pertokoan, pengadaan beras, palawija, dan sejenisnya. Tapi memang sementara ini bisnis beras masih terlihat menonjol ketimbang bisnis yang lainnya.
Terkait hal itu, tidak tertutup kemungkinan kedepan manajemen PT Food Station mulai masuk ke bisnis selain beras. Namun 6 bulan pertama ini saya beresin beras dulu. Kita sudah bicara dengan Bulog. Saat ini belum sampai pada produk lain. Karena ini pararel dengan PD Dharma Jaya yang menyiapkan sapi dan daging ayam. Padahal sebenarnya buat kita mudah aja untuk masuk ke bisnis non beras. Tapi PD Pasar Jaya sudah mulai beli beras dan bawang. Jadi programnya semua dijalanin aja.
Pengadaan Beras untuk Pegawai Dinas KPKP
Untuk memperkuat ketahanan pangan untuk warga Jakarta, PT Food Station Tjipinang Jaya BUMD pengelola Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta melakukan kerja sama pengadaan beras untuk pegawai di lingkungan Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (KPKP). Kerja sama ini efektif mulai Januari 2016 dan seterusnya.
Terhitung Januari tahun ini, PT Food Station akan menyediakan beras seharga Rp12.000 untuk beras yang biasa dijual Rp17.000 di super market buat 280 karyawan DKPKP. Ini adalah pilot project dengan DKPKP DKI. Karena itu mereka kita kasih at cost dengan margin sedikit, ujar Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi kepada Jakarta Review.
Arief berharap program ini bisa berjalan lancar. Kalau ini bisa berjalan bagus, maka pola seperti ini nggak tertutup kemungkinan akan kita perluas kepada semua PNS di Pemprov DKI yang berjumlah 27.000 orang. Nanti tinggal dibuat payung hukumnya saja, tuturnya.
Lebih lanjut Arief mengatakan program penjualan beras untuk pegawai DKI tersebut adalah program yang sengaja dibuat untuk melengkapi program ketahanan pangan DKI yang lain berupa program raskin dan operasi pasar. Kalau ada raskin, ada operasi pasar, ada penjulan beras untuk orang pemprov yang kita bagi seperti ini kira-kira harga beras stabil nggak, pungkasnya. (win)