INTERVIEWSOSOK

Delly Indrayati : PNS Perajut Kinerja Eksotis

foto: Makmun Hidayat
foto: Makmun Hidayat

Menjadi perempuan sama sekali bukan halangan bagi sosok Delly Indrayati untuk meraih posisi tinggi di birokrasi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Berkat totalitasnya dirinya kini berhasil menduduki posisi Asisten Deputi bidang Pariwisata.

Tulis apa yang mau dikerjakan dan kerjakan apa yang kita tulis, ia menyebut dengan istilah tukar keris. Itulah prinsip yang dimiliki Delly Indrayati, salah satu pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Dengan prinsip tersebut, Delly mengklaim berhasil menunaikan semua tugasnya dalam berbagai jabatan di jajaran birokrasi Pemprov DKI.

Delly memang tak asal bicara, pengabdiannya selama 30 tahun menjadi PNS DKI menjadi ajang pembuktiannya. Dalam rentang waktu tersebut berbagai jabatan telah menjadi saksi perjalanan karirnya. Mulai dari Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Suku dinas pendidikan Jakarta Pusat dan Jakarta Barat hingga Kepala Planetorium Taman Ismail Marzuki (TIM).

Tiga tahun memimpin planetorium (periode 2009-2011), ia berhasil menyumbangkan pendapatan asli daerah sebesar Rp1 miliar ke kas daerah. Pendapatan sebesar itu, bisa dicapai karena dirinya menambah frekuensi penayangan film di planetorium dari satu kali menjadi dua kali. Pencapaian tersebut membuat Gubernur kala itu Fauzi Bowo kaget. Karena terobosan seperti ini belum pernah dilakukan oleh pejabat terdahulu, ujar perempuan kelahiran Medan 15 Febuari 1958 ini kepada Jakarta Review.

Selain itu, ia pernah pula menjadi Kepala Suku Dinas Pendidikan Dasar di Jakarta Barat. Anak sulung dari sepuluh bersaudara ini juga sukses menyumbangkan berbagai prestasi. Tak kurang empat penghargaan Museum Rekor Republik Indonesia (MURI) berhasil dia sumbangkan. Pertama dalam kegiatan lebaran ketupat betawi pada tahun 2012. Dalam kegiatan ini, sebanyak 30.000 ketupat di sediakan kantor Wali Kota untuk dibentuk menjadi dua variasi oleh 15.000 orang menjadi Monumen Nasional (Monas) dan sepeda. Kegiatan ini meraih MURI karena sebelumnya rekor ketupat ini dipegang oleh Kalimantan Timur dengan jumlah 15.000 ketupat, kenang Delly.

Kedua bersama CEO World Robotic Explorer (WRE) Jully Tjindrawan menggelar kegiatan merakit robot untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Kegiatan yang digelar di Central Park tersebut diikuti oleh 3000-5000 orang siswa-siswi sekolah luar biasa yang ada di Jakarta. Sukses menggelar acara di Central Park, kegiatan serupa digelar di Hotel Pullman Jakarta Barat. Bedanya kali ini pesertanya jauh lebih banyak, yaitu 15.000 siswa-siswi.

Gelar rekor MURI terakhir yang ia sabet tatkala menggelar pemberian honor tunjangan profesi guru di lapangan Cendrawasih Jakarta Barat. Saat itu kegiatan berlangsung meriah. Karena selain pemberian honor dilakukan kepada 13.000 guru. Gubernur Jakarta juga sempat tampil memberi pengarahan. Biasanya pemberian tunjangan kepada guru dilakukan di sekolah masing-masing, tapi melalui kegiatan ini acaranya dikemas di lapangan terbuka. Ini yang membuat kegiatan tersebut menjadi unik.

Yang juga tak kalah penting untuk diterapkan dalam pekerjaan adalah, kita harus menjadi orang yang bisa dipercaya dan amanahNah prinsip itulah yang membuat saya bertahan dan berprestasi sebagai PNS DKI, tutur alumni FISIP Universitas Nasional ini.
Menurutnya, kesempatan perempuan untuk menempati jenjang karir yang tinggi, kini semakin terbuka lebar. Apalagi sejak duet Joko Widodo dan Basuki Tjahja Purnama sebagai pimpinan DKI menerapkan mekanisme lelang jabatan untuk mengisi jabatan tertentu di lingkup PNS DKI. Dengan lelang jabatan pengisian jabatan tertentu di DKI berlangsung lebih fair dan tak lagi hanya bergantung kepada kedekatan tertentu dengan pimpinan. Peluang perempuan untuk tampil sebagai pejabat-pun, jauh lebih terbuka. Nggak usah malu-malu untuk tampil, asal punya kemampuan silahkan tampil. Apalagi jenis kelamin tidak lagi menjadi isu untuk mengisi jabatan tertentu di DKI, seru perempuan yang gemar melakukan travelling ini.

Terakhir sebagai pegawai senior di lingkup Pemprov DKI, Delly punya tips yang bisa dibagi kepada juniornya agar bisa bertahan sebagai birokrat karir di Pemprov DKI. Pertama, pahami tugas pokok dan fungsi (tupoksi). Ini penting agar kita nggak kedodoran, fokus dan disiplin dalam bekerja sehingga bisa berprestasi. Kedua, lakukan pekerjaan yang enak, tapi jangan seenaknya. Artinya kita melakukan pekerjaan tetap berpegang teguh pada aturan yang ada. Terakhir, kita harus konsisten terhadap prinsip tukar keris yang ia yakini.”Yang juga tak kalah penting untuk diterapkan dalam pekerjaan adalah, kita harus menjadi orang yang bisa dipercaya dan amanah,” imbuhnya. “Nah prinsip-prinsip ini yang membuat saya bertahan dan berprestasi sebagai PNS DKI, tutup perempuan yang sempat dua kali mengikuti tes CPNS DKI ini.

Boks
Awalnya Ingin Menjadi Pegawai Deplu

Awalnya tak terbesit dalam benak Delly untuk menjadi PNS di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ia merasa ingin melancong ke berbagai negara sehingga dulu bercita-cita menjadi PNS di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Alasannya sederhana, supaya bisa lebih mudah ke luar negeri, ujarnya.

Ia pun mencoba melamar, meski akhirnya harus kandas. Perempuan yang memiliki hobi travelling dan menyanyi ini pun melamar sebagai PNS di lingkup Pemprov DKI Jakarta, dan baru kali kedua baru diterima. Ia mengamini, meski tak menjadi pegawai Deplu, namun bangga bisa mencapai obsesinya untuk bepergian ke luar negeri sebagai PNS DKI Jakarta.

Menariknya, jebolan S2 Universitas Indonesia (UI) ini mengalami masa kepemimpinan 7 figur Gubernur DKI. Ketujuh Gubernur tersebut mulai dari Tjokropranolo hingga Basuki Tjahja Purnama. Masing-masing figur tersebut memiliki gaya yang berbeda dalam memimpin Jakarta, tandas Delly.

Selain itu, perempuan yang banyak membantu keluarga besarnya ini mendapat berkah dari berlakunya Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (ASN). Dengan berlakunya beleid ini, saya mendapat bonus 2 kali masa perpanjangan usia pensiun, pungkas Delly seraya berharap saat pensiun dirinya sudah mencapai pangkat eselon 2B.

Kini meski masa pensiunnya akan berlangsung tahun depan, Delly terus mengumbar semangat bekerja. Ia berhasrat terus menelurkan kepemimpinan dan mencapai Jakarta yang sehat, dan berbudaya. Di benaknya, masih terselip asa para jajaran pemerintahan Pemprov DKI Jakarta dan legislatif, BUMD, serta masyarakat terbebas dari belenggu korupsi. (Win)

Back to top button