Irfan Januar, Direktur Utama PT Rapik Karya Mandiri
Penggunaan Teknologi IT yang Realtime Memberi Keunggulan Pada Perusahaan Perparkiran

Berpengalaman menjadi pengelola parkir di sejumlah pasar tradisional sejak tahun 2010 membuat PT Rapik Karya Mandiri (RKM) sangat memahami seluk-beluk perparkiran di pasar tradisional. Apalagi pengalaman tersebut kemudian dipadukan dengan kesadaran perusahaan untuk menerapkan teknologi IT yang bisa secara realtime mencegah kebocoran penerimaan sampai dengan 30 persen.
“Kami tak sekedar jual pengalaman saja, tapi juga penguasaan teknologi IT yang realtime sehingga siapapun bisa melihat kendaraan yang keluar masuk ke lokasi parkir hanya dengan menggunakan smartphone,” ujar Irfan Januar Direktur Utama PT. Rapik Karya Mandiri kepada Jakarta Review.
Melalui penggunaan teknologi IT yang realtime tersebut pengelola parkir bisa mengoptimalisasi pendapatan sekaligus mengurangi tingkat kebocoran hingga 30 persen.
Tak hanya itu, PT RKM juga sudah bekerjasama dengan 4 Bank besar yang sudah mengeluarkan kartu e-money seperti Bank Mandiri, BCA, BNI dan BRI, sehingga memudahkan konsumen untuk melakukan pembayaran.
“Kombinasi antara pengalaman, penguasaan tekonologi IT yang realtime hingga kemitraan dengan perbankan telah membuat PT RKM berkembang seperti sekarang karena banyak memenangkan lelang pengelolaan jasa perparkiran,” ungkap Irfan.
Irfan bahkan mengklaim dalam hal penggunaan teknologi ini, perusahaannya lebih unggul dibandingkan dengan perusahaan parkir asing yang sudah beroperasi di Indonesia.
“Saya berani katakan untuk teknologi IT yang realtime ini perusahaan parkir lokal tidak kalah dengan perusahaan asing. Pasalnya ada motif tertentu yang membuat perusahaan asing enggan menggunakan teknologi IT yang realtime,” cetus Irfan
Nah untuk mengetahui sejauh mana potensi bisnis perparkiran di Jakarta dan apa saja yang akan dibidik PT RKM beberapa tahun kedepan, beberapa waktu yang lalu, Sarjana Psikologi Lulusan YAI tahun 2005 ini berkenan memberikan penjelasan kepada Jakarta Review.
Berikut petikannya :
Sejak kapan masuk ke bisnis perparkiran ?
PT RKM masuk ke bisnis parkir sejak tahun 2010 dengan klien pertama Pasar Pal Merah yang merupakan pasar yang dimiliki oleh Perumda Pasar Jaya. Di pasar ini kami pegang selama beberapa tahun dengan segala problematikanya yang akhirnya membuat kami punya pengalaman berharga dalam mengelola parkir di pasar.
Anda masuk ke bisnis parkir sejak tahun 2010. Sebelumnya kemana saja ?
Setelah lulus kuliah di YAI saya melamar kerja sama seperti orang kebanyakan. Dan saya sempat diterima dan bekerja selama 1 tahun di PT POS Indonesia dengan menjadi petugas front office di Kantor Pos yang ada di Kampus UI. Setelah itu saya berhenti dan kerjasama dengan teman yang membuka showroom jual beli mobil. Setelah paham seluk-beluk bisnis jual beli mobil, saya buka showroom sendiri hingga berkembang. Hingga pada suatu ketika bisnis jual beli mobil ini saya tinggalkan dan saya limpahkan kepada kakak, karena saya harus fokus membesarkan bisnis parkir yang baru berdiri.
Klien PT RKM dari mana saja ?
Hingga saat ini perusahaan kami menjadi klien Perumda Pasar Jaya dengan menjadi pengelola parkir di sejumlah pasar yang ada di area Jakarta Timur. Beberapa pasar yang kami kelola antara lain, UPB Kramat Jati, UPB Jatinegara, Pasar Rawa Bening dan Pasar Enjo. Selain itu kami juga punya beberapa klien di sejumlah daerah seperti Sukabumi, Tasikmalaya, Indramayu dan Pekalongan.
Jadi klien PT RKM kebanyakan di pasar ?
Untuk parkir bisa dikatakan demikian. Dan kami juga punya bisnis lain selain parkir yaknis bisnis jasa keamanan dan kebersihan.
Untuk bisnis kebersihan klien PT RKM mana saja ?
Kami punya klien di beberapa Stasiun Pompa Pengisian Bensin, dan Masjid At-Taun yang ada di Puncak Bogor. Kami mengelola kebersihan ditempat tersebut. Sementara untuk jasa keamanan klien kami ada di beberapa pabrik dan rumah sakit.
Ke depan daerah mana lagi yang akan dirambah ?
Saat ini kami sudah melakukan penjajakan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Pekalongan dan Pemerintah Kabupaten Batang yang lokasinya berdekatan untuk menjadi pengelola parkir disana. Ini sebagai pengembangan dari kerjasama yang sudah kami raih dengan Pemerintah Kota Pekalongan.
Bagaimana prospeknya ?
Prospeknya bagus. Dan kami sudah melakukan presentasi dengan yang memiliki otoritas di dua daerah tersebut. Mohon doanya saja semoga sebelum tutup tahun kami sudah bisa operasional di dua daerah tersebut.
Untuk Jakarta bagaimana prospeknya ?
Khusus untuk Jakarta kami sedang membidik parkir on street di sejumlah ruas jalan Jakarta yang selama ini menggunakan parkir meter. Kami melihat parkir meter sudah nggak efektif lagi, karena orang yang parkir di jalan tetap saja nggak mau mandiri datang ke alatnya. Kalau nggak ada petugasnya mereka langsung pergi saja. Nah kebetulan kami punya teknologi untuk mengatasi persoalan tersebut.
Seperti apa teknologi yang ditawarkan?
Alat yang kami miliki bisa mengambil gambar plat nomer dan langsung keluar tiket. Karena itu pada saat konsumen parkir langsung bisa dikasih tiket dan petugas bisa langsung menagih. Semuanya sudah kami presentasikan kepada Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Mulai saat Kadisnya Andri Yansyah, Sigit Wijatmoko dan Syafrin Liputo Kadishub yang sekarang. Dan saat ini mereka lagi menimbang-nimbang tawaran kita karena menurut mereka ada aplikator juga yang masuk.
Kelihatannya PT RKM sangat peduli dengan penggunaan teknologi ?
Saya pikir harus demikian. Pasalnya kalau kami nggak ikutan perkembangan teknologi ya kita akan tertinggal. Karena itu kami harus selalu berpikir selangkah lebih maju dari pihak lain. Jika ada teknologi yang sedang berkembang kami cari lagi tekonologi yang lain. Jadi orang belum kepikiran kita sudah jalan.
Sejauh ini seperti apa gambaran potensi bisnis usaha perparkiran ?
Potensinya makin besar dan ini bisa dilihat dari makin banyaknya perusahaan parkir kecil yang bermunculan. Dulu bisnis ini nggak ada yang melirik. Sekarang bisa dibilang seksi juga. Kita perusahaan parkir lokal nggak kalah teknologinya. Cuma nama besar saja kita kalah dengan mereka. Mudah-mudahan kedepan kita bisa makin berkembang seperti mereka.
Bagaimana ceritanya bisa masuk ke PIBC ?
Tentu kami lihat ada informasi lelang dan kemudian kita mendaftar ikutan lelang tersebut dan kami mempresentasikan tentang kelebihan yang kami miliki dibandingkan dengan kompetitor. Alhamdulillah presentasi kami cukup meyakinkan dan penawaran kami juga masuk.
Pada saat lelang anda presentasikan mengenai penggunaan teknologi yang realtime tersebut ?
Selain menjelaskan company profile, kami juga mempresentasikan keuggulan penggunaan sistem teknologi parkir realtime yang sudah kami gunakan di sejumlah pasar yang kami kelola. Dan kami juga menginformasikan kepada panitia lelang bahwa kami sudah bekerjasama dengan 4 bank besar yang mengeluarkan e-money. Singkat cerita akhirnya kami menang tender dan kini sejak September 2019 menjadi mitra PT Food Station Tjipinang Jaya sebagai pengelola parkir di Pasar Induk Beras Cipinang.
Boks
Hilangkan Penat dengan Berburu dan Sepakbola

Sebagai pengusaha yang waktunya banyak tersita oleh operasional perusahaan, Irfan Januar menyadari harus ada yang dilakukan untuk menghilangkan penat yang diakibatkan oleh rutinitas pekerjaan yang menyita waktu.
Karena itu, Ayah 2 anak yang masih berusia 36 tahun ini selalu menyempatkan diri untuk main sepakbola bersama karyawan perusahaan.
“Biasanya kami rutin main bola di lapangan besar dengan menyewa GOR Ciracas. Tapi akhir-akhir ini pada susah diajak ngumpul. Mungkin pada kecapean,” ujar Irfan.
Namun selain main bola, mantan karyawan PT POS ini juga punya hobi lain yang cukup menantang yaitu berburu.
“Belakangan saya suka berburu babi hutan di Hutan dan Perkebunan yang ada di Pulau Jawa,” jelas Irfan.
Tapi kini Ketua Umum Asosiasi Pengelola Parkir Indonesia (Aspeparindo) menemukan lokasi baru yang ideal untuk berburu yakni Hutan yang ada di Bengkulu.
“Di Pulau Jawa Babi Hutan sebagai objek berburu jumlahnya banyak berkurang. Sementara di Bengkulu jumlahnya masih banyak. Jadi kalau ada waktu Jum’at malam saya berangkat ke lokasi dan pulang Minggu malam agar Senin pagi sudah bisa kerja lagi,” tutur Irfan.