Maya Rumantir, Inspirasi Kepemimpinan dari Ilahi
Bernama lengkap DR. Maya Olivia Rumantir MA., Ph.D., penyanyi kondang di era 80-an yang kini menjadi senator dari Sulawesi Utara (Sulut) adalah seorang perempuan multi talenta.
Jakarta Review – Berbagai penghargaan nasional dan internasional diperolehnya mulai dari bidang seni, pendidikan, sosial, dan politik. Hasratnya ingin memimpin Sulut semakin terbuka lebar dengan banyaknya dukungan dari berbagai pihak setelah ia mendaftarkan diri sebagai bakal calon gubernur dari partai Golkar, Gerindra, dan Demokrat, untuk maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan diselenggarakan pada Desember 2015.
Maya Rumantir sendiri terpilih Terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) periode 2014-2019 mewakili Sulut dengan perolehan suara terbesar dengan jumlah 206.946 suara merupakan salah satu modal besar bagi perempuan yang akrab disapa Maya, selain ketenarannya sebagai aktris dan aktivis sosial untuk menjadi Gubernur Sulawesi Utara.
Di mata perempuan kelahiran, 2 April 1964 ini, Sulut mempunyai semua syarat untuk menjadi provinsi termaju di Indonesia. Bumi Nyiur Melambai ini memiliki kekayaan alam yang luar biasa, mulai dari tambang, gas alam, pertanian, kelautan, hingga potensi pariwisatanya. Sulut memiliki sumber daya manusia yang potensial dan dapat diandalkan untuk membuat harum Provinsi Sulawesi Utara, baik di tingkat nasional maupun internasional. Sulut juga merupakan salah satu provinsi teraman di Indonesia. Kondisi ini tentu saja sangat mendukung masuknya investasi ke Sulawesi Utara.
Sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam, Sulut memiliki posisi penting dan strategis dalam percaturan politik nasional. Maya yakin, jika Sulut dipimpin oleh pemimpin yang tepat, pemimpin yang mau mendengar suara Tuhan dan memberi teladan kepada rakyatnya, maka Sulut akan maju dengan cepat dan diberkati. Guna mewujudkan hal tersebut, langkah pertama yang akan ia lakukan adalah mengembalikan image Sulut sebagai provinsi yang religius dan bermoral jika ia terpilih menjadi Gubernur Sulut pada pilkada serentak, 9 Desember 2015.
Menyandang gelar Doktoral di bidang Public Administration in Human Communication dari Columbia State University, Louisiana, USA, Maya menyatakan dirinya siap mendedikasikan pengabdian membangun dan memajukan Sulut agar keadilan ekonomi dirasakan secara merata oleh masyarakat dan pembangunan sosial yang berkesinambungan dan bercorak pelestarian lingkungan hidup terutama memuliakan harkat dan martabat kemanusiaan bisa benar-benar terealisir di bumi Nyiur Melambai.
Namun menurut Maya, karena pengaruh globalisasi menyebabkan degradasi moral sangat mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakatnya. Berbagai kejahatan seperti perjudian, minuman keras, prostitusi, dan kejahatan moral lainnya, semakin mengancam masa depan masyarakat Sulut. Karena itu, pembenahan di sisi moral dan spiritual dinilainya sebagai hal strategis di Sulut.
Sejumlah masalah akan menjadi prioritas utamanya, diantaranya program terkait pembinaan generasi muda di Sulut yakni, pemberantasan Narkoba, seks bebas dan budaya mabuk-mabukan serta tawuran antarkampung yang hanya memarjinalkan masyarakat Sulut. Sulut mesti bangkit lagi dengan jiwa inovatif dan basis sumberdaya manusia dan alam yang dimilikinya, kata perempuan yang menerima dua gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) di bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dari Pasific Western University, Los Angeles, USA dan di bidang Business Administration dari University of America, New Orleans, Louisiana, USA.
Istri dari Ir. Takala Hutasoit ini mengatakan, seorang pemimpin juga harus menyadari kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya tak sebesar kuasa Tuhan. Ia harus diurapi. Terus belajar dari perkara-perkara yang kecil. Setia dan menjadi sumber inspirasi tentang hidup yang benar. Sebab pemimpin yang diurapi adalah seorang pemimpin yang senantiasa melakukan terobosan baru, inovasi baru, dan memiliki visi yang jelas tentang panggilan tugasnya. Serta cekatan dan antisipatif dalam menjawab ataupun merespon gerak dan dinamika kehidupan.
Pemimpin yang diurapi adalah pemimpin yang memiliki ketrampilan serta kemampuan untuk bertindak berani dan tertib. Baik dalam bersikap, dalam mengambil keputusan maupun dalam perilaku kesehariannya. Pemimpin harus ditempa melalui proses kehidupan itu sendiri. Tegar, teguh, tidak terombang-ambing dalam menghadapi tantangan, ujar Ibu dari Kristamya Kiara Oliveralda Tiurnauli Hutasoit ini.
Tuhan menghendaki seorang pemimpin yang mempunyai sikap hati serta motivasi yang benar dan positif dalam melaksanakan tugas dan panggilan-Nya. Artinya, seorang pemimpin harus terus menjaga langkah-langkah hidupnya selaras dengan nilai-nilai kebenaran, menjadi pelaku Firman Tuhan. Setiap langkah dan kebijakan yang dibuat harus meminta hikmat Tuhan. Ia harus berserah penuh dalam tuntunan Tuhan, ia tidak takut di tengah tantangan. Ia harus yakin bahwa Tuhan tidak akan membiarkan orang yang hidup berkenan kepada-Nya.
Selain itu, seorang pemimpin yang dikehendaki Tuhan, memiliki kemampuan untuk mengendalikan dan menjauhkan dirinya dari segala perbuatan dosa. Karena dosa akan menghalangi doa dan berkat-berkat yang dijanjikan oleh Tuhan. (bug)