SOSOK

Menjulang Karir Dengan Tangan Dingin

sumber : makmun
sumber : makmun

Memang bisa dibilang, tak banyak perempuan berprestasi di kalangan perusahaan pelat merah. Salah satunya adalah Dayu Padmara Rengganis. Ia punya track record dengan kinerja moncer.

Jakarta Review – Fokus dan konsisten dalam bekerja tampaknya menjadi kata kunci dari sosok ketika bekerja pada sebuah perusahaan. Dengan menerapkan prinsip itulah, Dayu berhasil memberikan kontribusi positif pada semua perusahaan yang pernah disinggahinya. Setidaknya itu bisa dilihat pada riwayat hidup perempuan kelahiran Yogyakarta ini.

Kisahnya bermula pada PT Indosat. Selama kurang lebih 20 tahun berkarir di Indosat, peraih gelar Magister Hukum dari Universitas Padjadjaran ini mendapat beberapa tugas penting antara lain, menjadi penghubung antara Indosat dengan BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia) dan Dirjen Postel. Awalnya Indosat itu hanya memiliki lisensi international. Tahun 2002, ketika saya menjabat sebagai General Manager Regulatory, saya bersama tim Indosat lainnya memperjuangkan Indosat untuk bisa mendapatkan lisensi domestik, dan akhirnya terwujud, kenang perempuan kelahiran Yogyakarta, 20 Juli 1958 ini.

Kendati sukses di Indosat dengan posisi terakhir sebagai General Manager Regulatory, pada tahun 2008, peraih Anugerah Kartini BUMN ini memutuskan pensiun dini. Lantas Dayu bergabung di PT INTI (Persero) sebagai Direktur Corporate Services.

Saat itu kondisi perusahaan dalam keadaan kurang baik. Berkat kegigihannya tim direksi lainnya, PT INTI (Persero) berhasil memperbaiki kondisi perusahaan. Di akhir tahun 2009, BUMN ini bisa meraih laba hingga Rp2,4 miliar, dan setahun kemudian meningkat menjadi Rp4,5 miliar.

Sebelum bergabung di PT INTI, Doktor Ilmu Hukum Unpad ini pernah menyandang beberapa posisi strategis di beberapa perusahaan, termasuk Asisten Manajer PT Gratika, Manajer Umum PT Surveyor Indonesia, Komisaris PT Indosat Multimedia Mobile (IM3), dan Komisaris PT Satelindo, General Manager Hubungan Bisnis Dalam Negeri PT Indosat, Senior Vice President Regulatory PT Indosat, dan Group Head Regulatory PT Indosat.
Dengan beragam sukses tersebut, akhirnya pada 16 Juni 2014 lalu, Pemegang Satya Lencana Pembangunan ini diserahi tugas oleh Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan untuk bergabung di PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI/Persero). Isteri dari Nur Wahyudi ini pun yakin bisa mendulang sukses serupa seperti tempatnya bekerja dahulu. Dan Dayu ternyata benar, karena saat ini dirinya ditunjuk sebagai Direktur Utama PT PPI oleh Rini Suwandi Meneg BUMN pengganti Dahlan Iskan. Dayu tampil sebagai dirut menggantikan dirut terdahulu yang dipindahkan ke Bulog.

Tak lupa Keluarga
Nyatanya, sukses dalam karier tak membuatnya lupa akan kodratnya sebagai ibu. Kuncinya, tak lain skala prioritas. Saya punya sikap antara pekerjaan dan keluarga, kedua aspek tersebut, jangan pernah dibenturkan, tinggal dilihat skala prioritas mana yang lebih penting, begitu pandangannya.

Dalam mendidik ketiga anaknya, Dayu memakai prinsip kedekatan. Selain berperan sebagai orangtua, guru, Dayu juga harus bisa membawa diri layaknya teman. Karena itu, ia selalu mengikuti perkembangan kawula muda agar guna memahami ketiga anaknya, misalnya menonton acara televisi. Saya kasih remote ke mereka pilih mau nonton apa. Anak sulung suka Discovery Channel, yang perempuan sukanya acara musik dan fashion, sedangkan anak bungsu yang suka bola di ESPN atau beIN Sport. Nah, dari situ saya bisa menyelami alam pikiran mereka, jelasnya.

Dalam memilih program pendidikan, Dayu pun memberikan keleluasaan kepada para buah hatinya. Baginya anak tidak harus selalu mengikuti keinginan orangtua. Kalau memang apa yang diputuskan oleh mereka kurang pas, kita tinggal mengarahkan saja, akunya.

Jurus ini terbukti membawa hasil. Putera pertamanya, Rangga Lanang Pamekar tercatat sebagai Sarjana Hukum UI dan saat ini sedang menempuh pendidikan LL.M di Erasmus University Rotterdam (School of Law, Commercial and Company). Sementara putri keduanya, Lintang Tunjung Manik pernah menyabet Juara 2 lomba mengarang bahasa inggris di British Council (kelas 4 SD) dan Juara 3 lomba bahasa inggris Nationwide di Binus (kelas 2 SMA). Lintang juga menjadi mahasiswi jurusan Komunikasi Program Studi Public Relations, Kelas Internasional Dual Degree Program Universitas Indonesia – Universitas Queensland melalui jalur undangan tanpa tes masuk Universitas Indonesia. Gadis kelahiran Jakarta 20 Desember 1993 itu juga bisa memainkan drum dan gamelan dan telah diwisuda.

Terakhir putra ketiga Dayu; Gandang Nur Panoeluh, masih menjadi mahasiswa jurusan Manajemen di Universitas Atmajaya. Semoga mereka bisa lebih sukses dari orangtuanya, begitu doa yang terlontar dalam tiap detik di lubung hatinya. “Soal komunikasi juga lancar berkat kemajuan teknologi. Sekarang kan sudah ada Skype, BBM, Line, dan Whats App, tambah perempuan yang punta motto hidup: Menjadi diri sendiri, namun tetap bisa berbagi dengan orang lain tersebut. (ranap)

Back to top button