INTERVIEWSOSOK

Paris Limbong, Camat Taman Sari “Tanpa Penataan Kota Akan Berantakan”

Tampil sebagai camat hasil lelang jabatan memicu seorang Paris Limbong untuk membuktikan kinerjanya kepada publik. Apalagi beberapa waktu yang lalu Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok menilai baru 40 persen kinerja camat dan lurah hasil lelang jabatan yang memuaskan.

Menanggapi hal tersebut, Ayah dari tiga orang anak ini tak mau terlalu ambil pusing bahkan tidak takut sekalipun dicipot dari jabatannya. Menurutnya, sebagai salah satu pemimpin Jakarta, Ahok berhak menilai kinerja bawahannya termasuk menyatakan hanya 40 persen camat dan lurah yang kinerjanya memuaskan. “Komentar Ahok harusnya menjadi sentilan bagi seluruh jajaran untuk berbenah diri dan memaksimalkan kinerja,” ujar pemegang sabuk kareta Dan 1 ini. Jadi dalam menjalankan jabatan sama sekali nggak ada beban.”saya enjoy saja,” kata pria batak yang lama tinggal di Timor Leste ini kepada Jakarta Review.
Karate, dan1.

Menurut nya tugas penataan kawasan kota tua adalah hal yang penuh tantangan. Karena diluar pedagang kaki lima (PKL) yang telah menjadi binaan kami, masih banyak PKL yang tak terdaftar setiap saat berupaya untuk masuk ke kota tua. Namun betapapun beratnya tantantan yang kita hadapi, estetika kota harus terjaga. Tanpa penataan kota akan berantakan. Karena itu selain pembinaan, penertiban dengan tegas dan terukur harus tetap dijalankan,“ ujar lelaki yang lama berkiprah di lingkungan Satpol PP ini.

Nah lebih jauh mengenai tugasnya sebagai Camat Taman Sari. Kepada Windarto dari Jakarta Review, lelaki kelahiran 10 Juni 1962 silam ini menguraikan banyak hal mengenai tugasnya sebagai Camat Taman Sari.

Petikannya :

Taman Sari adalah kawasan yang unik, yakni sebagai kawasan perdagangan sekaligus pusat hiburan. Bagaimana anda menjaga keunikan tersebut ?
Anda benar, Taman Sari adalah kawasan yang unik sebagai pusat perdagangan, hiburan dan sekaligus destinasi wisata kota tua. Tentu saja butuh treatment khusus untuk menjaga keunikan tersebut agar tetap berjalan harmonis. Ini misalnya terkait potensi kriminalitas terkait banyaknya tempat hiburan malam yang ada diwilayah ini.

Selain masalah PKL, apalagi masalah yang menonjol di wilayah anda ?
Masalah menonjol adalah kemacetan. Ini terjadi, karena ketidakseimbangan antara volume kendaraan yang tinggi dan luas jalan terbatas. Ini diperparah lagi dengan banyaknya jalan yang diokupasi oleh parkir liar. Jadi meskipun berulang kali kita urai dan rekayasa, tetap belum bisa teratasi.

Kawasan Tangki lama dikenal sebagai kawasan peredaran narkoba. Bagaimana kondisinya sekarang ?
Tingkat peredaran narkoba sekarang sudah banyak ditekan. Ini terjadi berkat kerjasama yang erat antara masyarakat dengan Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) yang berjalan harmonis.

Bagaiamana dengan kondisi pelayanan publik ?
Kalau dulu kondisinya berbelit-belit, kini kondisinya sudah jauh lebih baik. Ini karena kami terus melakukan pembenahan pelayanan terpadu seperti layanan di bank yang cepat dan tepat dalam memberikan pelayanan. Hasilnya sekarang masyarakat nyaman berurusan dengan aparatur di kecamatan. Misalnya dalam kartu tanda penduduk (KTP), keterangan domisili dan surat-surat lain. Sudah nggak ada pungutan liar. Kecuali masalah pertanahan, kini semuanya sudah bisa lebih cepat dilayani.

Anda camat produk lelang jabatan ?
Ya, saya ada bagian dari tiga camat yang baru dilantik di wilayah Jakarta Barat.

Sebagai Camat, usia anda tidak terlalu muda lagi. Mengapa ?
Itu karena saya lama sekali nggak dapat promosi jabatan. Dua belas tahun stagnan.

Jadi lelang jabatan ini cukup membantu anda ?
Tentu saja, karena sebelumnya harus ada koneksi dulu untuk jadi Camat. Kini berkat lelang jabatan, seperserpun sama sekali saya nggak keluar uang.

Sebagai Camat baru di Taman Sari, bisa dijelaskan apa tugas pokok anda ?
Saya ditugaskan membantu pak Walikota Jakarta Barat untuk menangani revitalisasi Kota Tua, baik dari penataan PKL, parkir, kebersihan, keamanan dan ketertiban.

Mengapa penanganan kota tua menjadi penting. Bukankah masih ada hal lain yang perlu ditangani ?
Penataan kota tua memang menjadi fokus. Namun demikian bukan berarti saya mengabaikan tugas yang lainnya. Penanganan kota tua, karena Pemprov melihat kawasan tersebut sudah menjadi ikon Jakarta Barat yang dibanggakan.

Lalu, tantangan apa yang dihadapi dalam membenahi kawasan kota tua ?
Tantangan terberat adalah pembenahahan PKL. Saat ini, kami tengah fokus membenahi PKL di Taman Fatahillah. Sejauh ini ada 260 PKL yang kita tempatkan dalam empat klaster. Tapi seringkali ada banyak PKL yang tak terdaftar mencoba berjualan disana. Ini yang jadi tantangan kita untuk mengaturnya.

Bagaimana keadaan kota tua sekarang ?
Dulu kondisinya memang semrawut, bau dan kotor. Tapi berkat pembenahan dan penataan secara terus menerus, kini kondisinya sekarang sudah jauh lebih tertata.

Berapa personel yang anda kerahkan untuk penataan kota tua ?
Sejatinya dalam urusan terkait kota tua, kami tidak memiliki dana yang cukup misalnya untuk menertibkan PKL. Namun demikian, kami tetap berkomitmen membebaskan kawasan ini dari kekumuhan. Apalagi penataan kota tua ini sudah menjadi atensi khusus Gubernur melalui Wali Kota Jakarta Barat.
Sebagai wujud komitmen penataan kota tua tersebut, apa yang anda kerjakan ?
Setiap hari ada 200 personel Satuan Polisi Pamong Praja yang saya kerahkan untuk melakukan pengawasan terhadap Pedagang Kaki Lima (PKL).

Bagaimana dengan sinergi dengan UPK Kota Tua ?
UPK Kota tua memang punya tanggung jawab penting dalam penataan kota tua. Apalagi selain punya anggaran, mereka adalah unit khusus yang ditugaskan oleh Pemprov untuk melakukan penataan kota tua. Jadi sebagai kepala wilayah, kami hanya back up saja.

Selain urusan kota tua, apalagi tugas anda ?
Selain kota tua, permasalahan saluran air turut menjadi fokus perhatian saya. Secara berkala setiap minggu, kami menggerakkan kelurahan beserta masyarakat untuk rutin kerja bakti membersihkan saluran dan kali. Untuk urusan ini saya rutin melakukan sidak untuk mengecek apakah program kebersihan sudah berjalan baik atau malah terhambat.

Lalu apalagi ?
Layaknya camat yang lain, saya juga memiliki tugas untuk melakukan pembinaan masyarakat, mengurangi kemacetan serta penegakkan peraturan daerah. Windarto

Back to top button