Syliviana Murni: Berbakti, Menjadi Bukti
Mendapat didikan keras dari ayah yang perwira TNI, dirinya ditempa disiplin sekaligus bekerja keras. Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Kebudayaan dan Pariwisata ini mendulang karir dengan seabrek tugas.
Jakarta Review – Dr Hj Sylviana Murni, SH, M.Si. dikenal keluarga dan kerabatnya sebagai perempuan yang pintar, disiplin, dan tegas. Ini bukan lantaran gelar yang mengikuti di depan dan belakang namanya, melainkan karena didikan orangtuanya yang luar biasa.
Sang Ayah (alm) yang adalah purnawirawan berpangkat kolonel yang terbiasa mendidik anak-anaknya, termasuk Sylvi begitu perempuan ini disapa. Mereka diajar untuk tidak takut menghadapi tantangan, rendah hati, dan juga taat beragama. Maka tak heran, pada setiap langkah yang diambilnya, Sylvi selalu berhasil dan menjadi yang terbaik.
Sejak kecil, seperti kebanyakan anak-anak saat itu, Sylvi bercita-cita ingin menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sejak itu, beberapa jabatan strategis di pemerintahan berhasil didudukinya.
Mencapai prestasi demi prestasi, Sylvi harus masuk ke dalam pusaran pertarungan. Maklum, persaingan sangat ketat, sedangkan posisi yang ditawarkan terbatas. Jadi, hanya orang-orang yang terbaik yang bisa memenangkan persaingan. Dan Sylvi sangat paham akan hal itu. Dia mengimani, juga mengamini. Dia melangkah dengan pasti, dengan keteguhan hati.
Setelah tamat Sekolah Menengah Atas (SMA), Sylvi melanjutkan studinya ke Universitas Jayabaya, Jakarta. Di kampus ternama itu, Sylvi memilih Fakultas Hukum jurusan Hukum Administrasi sebagai modal masa depan.
Tak berhenti sampai di situ, Sylvi yang memang haus ilmu melanjutkan studi yang lebih tinggi ke Universitas Indonesia, S2 Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen Kependudukan. Kemudian, pendidikan S3 dia rampungkan di Universitas Negeri Jakarta (UN), Fakultas Kependidikan jurusan Manajemen Kependidikan.
Perempuan nan ramah ini juga sempat menimba ilmu ke Australia. Di Negara Kangguru, Sylvi mengikuti kursus singkat Demografi di National University Australia. Sejumlah jabatan penting dan strategis pernah dipercayakan kepada kelahiran Jakarta, 11 Oktober 1958. Di antaranya Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan Kepala Dinas Pendidikan Dasar DKI, Walikota Jakarta Pusat, serta Pelaksana Tugas Satpol PP. Kini, Sylvi menjabat Deputi Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata.
Tak ada alasan untuk tidak mensyukuri setiap kesempatan dan kepercayaan atasan. Itu terpatri kuat di hati Sylvi. Dia boleh berbangga, karena selain tugasnya saat ini, dia selalu menjadi perempuan pertama di posisi yang pernah dijabatnya. Saat dipercaya menjadi Wali Kota Jakarta Pusat pada 2008 silam. Saat itu banyak yang tersentak ketika Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mendapuknya sebagai wali kota yang selama ini didominasi kaum pria. Tentu saja tidak gampang, mengingat Jakarta Pusat merupakan kawasan padat pembangunan sebagai sentra pemerintahan sekaligus bisnis, serta pula pada penduduk. Seperti biasa, Sylvi selalu koordinasi dengan bawahannya, tanpa terkecuali. Menuntaskan persoalan tak bisa dikerjakan sendiri. Sylvi mengedepankan semangat egaliter dan dia berhasil.
Sylvi ingin membuktikan bahwa perempuan bisa diandalkan, tak melulu di bawah bayang-bayang laki-laki. Perempuan tak boleh lagi dinafikan. Saya sudah membuktikan, perempuan bisa menjalankan tugas dengan baik. Selama ini perempuan kurang mendapat kesempatan, kata Sylvi.
Srikandi Sepenuh Hati
Karier Sylvi terus moncer, dari gubernur satu ke gubernur lainnya. Di era kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mantan None Jakarta 1981 pernah pula digadang-gadang sebagai calon Wakil Gubernur DKI Jakarta. Terpilihnya Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia membuat Ahok ‘naik pangkat’ menjadi gubernur.
Mantan Bupati Belitung Timur butuh sosok wakil yang tepat dan Sylvi masuk salah satu nominasi selain Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI, Sarwo Handayani. Namun, sejarah kemudian mencatat, Djarot Saiful Hidayat-lah yang menjadi wakil gubernur.
Kini Sylvi menjabat Deputi Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata. Bagi Sylvi, semua tugas harus diemban dengan seteguh hati.
Jakarta yang sudah menjadi salah satu kota modern di dunia, berhadapan dengan globalisasi dunia. Budaya barat dan negara asing lainnya tak terbendung, masuk begitu masif. Sylvi, untuk kesekian kalinya, kembali bertarung. Budaya lokal tak hanya diselamatkan, tapi juga harus dilestarikan. Di samping budaya, Sylvi juga punya misi lain yang tak kalah berat, yakni meningkatkan pariwisata Jakarta.
Sukses yang diraih Sylvi tak lepas dari dukungan orang-orang terdekat seperti suami dan kedua anaknya, Shandy Aditya serta Monica Andalusia. H Gde Sardjana, sang suami, dalam suatu wawancara dengan wartawan menyatakan bahwa dirinya selalu menyemangati Sylvi. Itulah sebabnya, Gde tak terlalu memusingkan jika istrinya kerap tak berada di rumah, bercengkrama bersama keluarga.
Tapi, meski super sibuk, Sylvi toh tak lantas menomor duakan keluarga. Di mana dan kapan pun, dia selalu menyempatkan diri untuk berkomunikasi, termasuk kepada cucu-cucunya.
Baik suami, pun anak-anak, mahfum kalau Sylvi milik orang banyak. Satu hal dipegang teguh Sylvi, komunikasi selalu terjaga, kendati jarak dan tugas memisahkan. Setiap ada kegiatan face to face, Sylvi tak melewatkannya begitu saja.