Jakarta Review PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mendukung program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengembangkan produk tabungan yakni Simpanan Pelajar (SimPel/SimPel iB). Program OJK ini, mendukung literasi keuangan di kalangan pelajar.
Sejak diluncurkannya produk Tabungan Simpanan Pelajar (SimPel/SimPel IB) bersama 13 bank, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dan BNI Syariah (perusahaan anak) terus meningkatkan sosialiasi dan aktivasinya di kalangan pelajar. Semua tingkat pendidikan mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga tingkat menengah (SMA/SMK/MA) menjadi sasaran sebagai upaya meningkatkan literasi keuangan di kalangan pelajar ini.
Sekedar informasi, saat ini, BNI telah menjalin kerjasama dengan 86 sekolah (dari PAUD hingga sekolah menengah atas) dan terus bertambah setiap waktunya.Minat orang tua dan siswa serta dukungan pihak sekolah dan Pemerintah Daerah telah menjadi kunci tingginya tingkat pembukaan Tabungan SimPel di BNI dan BNI Syariah.
Seremoni aktivasi Tabungan SimPel BNI dan BNI Syariah dilaksanakan di Kawasan Pendidikan Wahid Hasyim, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (27 Oktober 2015) yang disaksikan langsung oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad, Wakil Gubernur Jawa Timur Shaifullah Yusuf, dan Direktur Utama BNI Achmad Baiquni.
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 500 siswa, guru, dan kepala sekolah yang sudah memiliki Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan BNI dalam pembukaan Tabungan SimPel. Selain diisi oleh penandatanganan kerja sama antara BNI dan BNI Syariah dengan sekolah, acara ini juga diwarnai oleh games interaktif yang melibatkan para siswa.
BNI dan BNI Syariah telah memiliki kerjasama pengelolaan tabungan SimPel ini dengan 86 sekolah dimana dari 86 sekolah tersebut terdapat potensi untuk pembukaan rekening SimPel sebanyak lebih dari 34.926 siswa. Sampai dengan 23 Oktober 2015, telah dibuka sebanyak lebih dari 15.842rekening (atau 45% dari potensi siswa yang ada di 86 sekolah). Disamping itu BNI dan BNI Syariah juga telah melakukan edukasi kepada lebih dari 250 sekolah dengan potensi pembukaan rekening sejumlah 67.874 siswa.
Khusus untuk Propinsi Jawa Timur, sejak aktivasi SimPel secara nasional pada tanggal 8 September 2015bersama OJK dan 12 bank lainnya, telah dibuka lebih dari 6.435 rekening (51% dari total 12.549siswa yang sekolahnya telah ber-PKS dengan BNI). Total sekolah yang sudah memiliki PKS dengan BNI di Wilayah Jawa Timur sebanyak 30 sekolah. Untuk Surabaya ini proses pembukaan rekening masih terus berlangsung dalam rangka event aktivasi Tabungan SimPel yang sedang kami laksanakan di wilayah Surabayatanggal 27 Oktober 2015.
BNI dan BNI Syariah telah mengembangkan produk SimPel yang sesuai dengan panduan dasar dari OJK sebagai penggagas tabungan nasional untuk segment pelajar ini, antara lain Setoran Awal cukup minimal Rp 5.000, dan setoran berikutnya minimal Rp 1.000,. Saldo Maksimum tidak dibatasi.
Berbeda dengan produk tabungan lain, SimPel tidak ditawarkan dengan bunga simpanan, melainkan diganti dengan Program Reward. Starter Kit bagi siswa pada saat pertama memperoleh SimPel telah disiapkan dengan desain kartu yang menarik.
Achmad Baiquni mengungkapkan, dengan SimPel, siswa diajari secara bertahap cara mengelola keuangan, merencanakan penggunaannya, dan bertanggung jawab, karena jumlah penarikan dana dibatasi dan harus dilakukan atas sepengetahuan orang tuanya.
Program SimPel juga akan membentuk pelajar untuk memiliki kebiasaan menyimpan atau menabung sejak dini karena produk ini ditargetkan untuk siswa sejak tingkat PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) sampai dengan siswa SMA/sederajat. Apabila siswa telah terbiasa memiliki kebiasaan menabung sejak dini, maka di masa dewasa kelak dapat melakukan perencanaan keuangan dengan baik.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo meluncurkan Tabungan SimPel secara nasional pada tanggal 14 Juni 2015 di Jakarta dengan 4 tujuan inti, yaitu Financial Literacy, Financial Inclusion, Financial Habit, dan Asset Building. Dengan meningkatkan Financial Literacy, pemerintah berharap dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kepada siswa, orang tua, dan komunitas sekolah terhadap layanan keuangan, khususnya produk tabungan.
Melalui Financial Inclusion diharapkan dapat meningkatkan akses keuangan yang mudah dijangkau, biayanya ringan, dan fiturnya yang menarik bagi siswa. Dengan pengembangan Financial Habit, program ini berupaya menciptakan budaya gemar menabung dan melatih pengelolaan keuangan sejak dini. Dan, terakhir, melalui peningkatan Asset Building, Program SimPel berupaya mengajarkan kepada siswa untuk dapat memiliki dan mengembangkan kekayaan sendiri dengan cara menabung.
Untuk mencapai keempat tujuan tersebut dibutuhkan sebuah terobosan agar Program SimPel ini terdistribusi secara merata di seluruh pelosok negeri dan menyentuh setiap anak yang memang membutuhkan akses ke lembaga keuangan secara lebih mudah. Untuk itu diciptakan sebuah produk tabungan yang memiliki unsur kemudahan dan menarik, sehingga bisa menyentuh para pelajar secara efektif. (win)